Wednesday, October 30, 2013

Suisei no Gargantia (Review Anime)


Helo helo semua!! Pada kesempatan kali ini saya akan meripiu soal salah satu anime favorit saya!

Men, pada saat nulis ini perut gue lagi ga enak, makanya post-annya pun (kemungkinan besar) ga bakalan alay.
 

Secara arti judulnya itu (menurut Tante Wikipedia) adalah Gargantia on the Verdurous Planet.


Jadi ceritanya tuh gini. Jauh di masa depan, taun 21xx ato mungkin taun 3xxx—gue sendiri ga tau pasti, ato mungkin disebutin tapi gue lupa, tapi ya udahlah ya ga usah dibahas da ga terlalu penting juga, pokonya pada jaman jauuuuuuuh banget di masa depan, manusia yang tersisa uda ga hidup lagi di bumi. Mereka tinggal di ruang angkasa, di semacam... apa yah istilahnya... planet bukan, pesawat juga bukan... err...... struktur daratan (kurang lebih gitulah) bikinan sendiri, dan mereka membentuk aliansi bernama Galactic Alliance of Humankind—kehidupannya lebih kaya kehidupan militer, serba teratur dan diatur. Aliansi ini terus berperang dengan klan alien bertentakel yang dinamakan Hideauze (bentuk umum alien ini mirip cumi-cumi raksasa). Para manusia ini bertarung menggunakan battle suit yang disebut sebagai Machine Caliber, berbentuk robot humanoid gede, sistemnya full diisi dan dikendalikan oleh artificial intelligence ato AI. Si manusianya tinggal ngomandoin si AI aja kalo mau ngapa-ngapain.

Tah si Chamber
Nah, tokoh utama kita, yang bernama Ledo, memiliki Machine Caliber bernama Chamber. Suatu waktu, pasukan militer Aliansi bertarung hendak menembus planet markas Hideauze—termasuk Ledo. Namun rupanya serangan mereka gagal, Hideauze nyatanya mampu meregenerasi dirinya dengan cepat dan para manusia tersebut kalah jumlah. Mereka memutuskan untuk mundur. Tapi Ledo dan kaptennya tidak sempat sampai ke kapal induk. Ledo terpisah dengan kaptennya itu saat diserang sekumpulan Hideauze, dan di tengah panasnya pertarungan (juga kebingungan), Ledo ‘terlempar’ ke semacam blackhole lalu dia ilang kesadaran.

Ketika tersadar kembali, Chamber berkata bahwa Ledo telah berada dalam keadaan cryo-stasis selama 6 bulan. Singkatnya Ledo mengetahui bahwa saat itu, ia dan Chamber sedang berada di atas sebuah kapal besar (Gargantia)... yang berlayar di laut super luas... di bumi, tempat asal manusia, planet yang cuma pernah Ledo dengar dalam cerita dan orang-orang Aliansi percayai sebagai mitos belaka.

[WARNING!! SPOILER!!]

Ledo sempat didaulat sebagai musuh oleh para manusia bumi karena dia menculik salah seorang warga kapal besar itu. Belum lagi Ledo ngancem para manusia itu dengan Chamber—yang notabene-nya robot senjata kelewat canggih dan ga pernah mereka liat sebelumnya. Tapi berkat kegigihan Amy, cewe yang diculik Ledo, para manusia itu berhasil diyakinkan bahwa sebenarnya Ledo baik—dia cuma kebingungan karena dia ga tau ada dimana dia sekarang.

Singkat cerita, Ledo dan Amy berteman. Ledo mulai belajar bahasa bumi lewat bantuan Chamber. Sempet ngelawan pirates, dll, Ledo juga mempelajari kehidupan para penduduk Gargantia, tentang keluarga, persahabatan, kerja keras dalam mencari uang, dan sebagainya. Perlahan-lahan tumbuh perasaan cinta antara Ledo dan Amy, meski Ledo awalnya tidak menyadarinya (kyaaaa!! >w< )

Tapi suatu ketika, waktu Ledo lagi membantu ‘menggali harta karun’ di dalem laut, dia melihat suatu makhluk yang mirip sekali dengan Hideauze—si cumi-cumi raksasa itu. Mitranya yang manusia bumi nyebut Hideauze itu whalesquid, makhluk yang sama sekali ga bahaya kecuali kalo lu serang duluan. Tapi Ledo keburu panik duluan, dia pun ngebunuh si cumipaus itu. Para manusia di atas armada Gargantia langsung ketakutan begitu tau Ledo uda ngebunuh cumipaus, karena mitosnya siapapun yang ngebunuh cumipaus bakal dikutuk. Tapi Ledo ga peduli. Dia meminta Chamber menganalisa sample DNA si cumipaus dan cari tahu apakah makhluk itu bener-bener Hideauze.

Malemnya, armada mereka hampir bertabrakan dengan ribuan cumipaus. Ledo uda siap bertarung melawan mereka, tapi untungnya jendral Gargantia berhasil mengambil keputusan tepat, sehingga pasukan cumipaus itu ga menyerang Gargantia. Chamber pun menyampaikan penemuannya mengenai si cumipaus pada Ledo. Ternyata si cumipaus itu memang beneran Hideauze, sama kaya jenis yang biasa Ledo bunuh di luar angkasa. Tapi karena hidup di bumi, tanpa ketemu ancaman, pertarungan, bahaya, dan sebagainya, si Hideauze itu jadi makhluk yang lebih lembek dibanding cumipaus di luar angkasa, makanya mereka sama sekali ga bahaya.

Sejak saat itu Ledo kebingungan. Sebagai anggota Aliansi, hidupnya didedikasikan untuk membunuh Hideauze, tanpa mempedulikan apakah Hideauze itu membahayakan ato ngga. Tapi teman-temannya di Gargantia sama sekali menentang jika Ledo hendak membinasakan semua cumipaus, karena makhluk-makhluk itu tidak berdosa.

Ledo mulai mempertanyakan hidupnya sebenarnya bertujuan untuk apa. Di tengah dilemanya itu, salah seorang anggota Gargantia, Pinion, mulai membujuk Ledo untuk memisahkan diri dari Gargantia dan ikut bersamanya. Pinion berkata bahwa di sarang para cumipaus terdapat harta karun yang nilainya luar biasa, jauh lebih besar dari harta karun yang selama ini mereka gali di lautan aman. Dia meminta bantuan Ledo untuk membinasakan para cumipaus di sarangnya. Ledo, yang saat itu masih memegang teguh prinsipnya, setuju. Dia meninggalkan Amy juga Gargantia dan ikut rombongan Pinion ke Laut Terlarang (kurang lebih begitu namanya).

Dimulailah pembantaian cumipaus oleh Ledo juga Chamber, seorang diri di dalem Laut Terlarang. Singkat cerita mereka berhasil masuk jauh ke dalam sarang, dan menemukan kenyataan disana; apa sebenarnya para Hideauze itu, juga sejarah yang telah disembunyikan Aliansi akhirnya terkuak. Ledo syok setengah mati. Prinsipnya mulai goyah, dan dia mulai mencari-cari kebenaran, apa yang seharusnya dia pegang dan percayai—doktrin Aliansi-kah, atau sejarah yang dia temukan?

Kemudian muncullah armada lain yang rupanya ‘menampung’ kapten Ledo dan Machine Calibernya, Striker. Di armada itu, kapten Ledo berhasil mendoktrin semua orang dengan doktrin Aliansi. Lebih dari itu, para manusia di kapal tersebut malah menjadikan Striker sebagai dewa. Ledo memutuskan untuk kembali menjadi anak buah si kapten. Tapi di atas kapal itu, Ledo akhirnya bisa melihat perbedaan budaya penduduk Gargantia yang didasari oleh kebaikan hati dengan kehidupan penduduk armada si kapten yang didasari doktrin Aliansi, yang juga selama ini ia pegang teguh.

Apa yang kemudian Ledo pilih? Kehidupan bersama penduduk Gargantia-kah? Atau tetap ikut bersama si kapten?


AFTERTHOUGHTS & CONCLUSIONS

Sangat wajib untuk ditonton!

Gue ga bisa berenti nontonin ini. Anime sepanjang 13 episode ini gue kebut dalam sehari. Rame banget—seengganya bagi gue. Ceritanya tuh ga klise yah... Trus endingnya cukup ga ketebak. You guys know that that is what I always seek in a story. So, anime ini sangat layak untuk ditonton, terutama bagi kalian yang seneng ama genre action mecha dengan nilai plus phsycological. Etapi humornya pun ada, cukup bikin ngakak pula. Keren lah pokonya.

Gambarnya pun keren. Ledo-nya ganteng dan tokoh-tokoh lainnya pun cantik & ganteng. Perfect deh. Kalo harus menilai, anime ini dapet 4.75 bintang dari 5. Wkwkwkwk...

I love the AIs!!!! Especially Chamber!!! Fyi, seiyuu-nya Chamber itu Tomokazu Sugita loh~! >w< ♥♥♥

Hideauze, makhluk apakah mereka sebenarnya?
 
*droll*


No comments:

Post a Comment