Halloween udah lewat? No problem! Meskipun udah lewat, tetep ga
menutup ketegangan saat berbagi cerita serem kan? Hihihi~!
Jadi, dalam rangka merayakan Halloween (yang terlambat), gue akan
membagikan beberapa cerita horor; kesaksian dari berbagai macam orang yang
mengalami kejadian2 serem for real dalam hidup mereka. Selamat
menikmati!
Cemetery Scares
By: Jennifer Barndt
Ada orang yang berkata bahwa sebagian besar kuburan tidak berhantu
karena para arwah biasanya menghantui tempat2 yang familiar bagi mereka. Tapi
aku tahu sebuah kuburan yang pastinya berhantu.
Aku tumbuh di keluarga yang suka sekali jump scares. Waktu aku
masih kecil, keluargaku sering membawaku berkendara melewati Pekuburan Goshen
dimana pamanku sudah menyiapkan seseorang untuk bersembunyi dan menakuti
kami ketika kami lewat. Kami juga selalu mendengar banyak cerita mengenai
pekuburan itu serta semua hal buruk yang pernah terjadi selama bertahun2.
Saat aku remaja, temanku dan aku sering pergi bersama, duduk2 di
paviliun, mendengarkan semua suara aneh dari pekuburan tersebut, tapi tidak
pernah masuk ke dalam karena kami percaya tindakan itu tidak sopan.
Saat aku dewasa, aku bergabung dengan sebuah kelompok pemburu hantu
amatir dan berhasil meyakinkan mereka untuk memeriksa Pekuburan Goshen. Kami
pun mendapat persetujan dari pihak berwenang dan memulai investigasi setelah
matahari terbenam.
Tidak ada yang terjadi selama beberapa jam pertama. Baru setelahnya
kami mulai mendengar suara2 kecil. Tidak ada yang terlalu bagaimana, hanya
suara pergerakan saja. Karena kami berada di alam terbuka, kami menduga suara2
tersebut disebabkan oleh hewan2 yang sedang berkeliaran.
Kurang lebih sekitar tengah malam—mungkin pukul 1 dini hari—kami semua
melihat pendaran cahaya di bagian belakang pekuburan. Kami semua beranjak menuju
tempat itu. Semakin dekat kami berjalan, cahaya itu semakin menjauh. Akhirnya
kami sampai di ujung pekuburan dan cahaya itu menghilang.
Hanya ada satu batu nisan di sana, sangat tua, dan tanpa nama.
Mendadak aku merasa gelisah dan kedinginan, seolah-olah suhu udara
turun 5 derajat atau lebih. Anggota pemburu hantu yang lain mulai
mendokumentasikan area itu dan memulai sesi tanya jawab (Editor’s note: EVP
session—Electronic Voice Phenomenon; dipercaya bahwa rekaman bisa menangkap
suara yang tidak kita dengar pada saat itu). Beberapa menit sesudahnya,
perasaan aneh yang kurasakan menghilang. Sisa malam kami lalui dengan relatif
sepi.
Saat kami mengecek dokumentasi kami, temanku menunjukkan 2 EVP dan
juga beberapa gambar serta sebuah video; semuanya direkam pada saat yang
bersamaan.
Foto2 tersebut menunjukkan sesosok figur buram di sebelah serta di
belakangku, seperti ada beberapa figur yang muncul.
Video menunjukkan ada kabut muncul entah dari mana di saat yang sama
ketika aku merasa kedinginan, dan kabut itu kelihatannya mengelilingi aku.
Salah satu EVP sulit dimengerti, tapi EVP yang satunya lagi menangkap
beberapa suara (yang bukan suara kami) mengatakan sesuatu seperti “cantik” dan
“milikku”. Suara2 itu sangat menyeramkan.
Beberapa minggu kemudian, setelah melakukan penelitian, temanku
menemukan fakta bahwa kuburan tanpa nama itu rupanya milik seorang pengemis
yang meninggal saat sedang melewati kota di awal tahun 1800an. Kabarnya pengemis
itu cukup mata keranjang dan diduga kematiannya bukanlah kecelakaan, melainkan
pembunuhan.
Shadowman
By: Claudia Torres
Ketika aku baru masuk SMA, aku mulai mengalami hal2 aneh, tapi yang
paling kuingat adalah saat suatu malam, aku keluar untuk membuang sampah. Waktu
itu sekitar pukul 10 malam, udara di luar terasa hangat dan ketika aku sampai
di tengah lapangan parkir apartemenku, sehembusan angin yang sangat dingin
menerpaku, lalu hilang secepat munculnya.
Hari berikutnya, aku sedang berjalan dari dapur ke ruang tamu ketika
kurasakan seseorang menyentuh leherku. Detik berikutnya kalungku jatuh,
rantainya rusak. Itu adalah satu2nya kalung dengan bandul salib yang kupunya. Aku pun pergi
ke kamar dan begitu sampai, kurasakan seseorang menyentuh telingaku. Anting
berbentuk malaikat-ku hilang.
Beberapa minggu kemudian, aku terbangun dari tidurku, merasa ada
seseorang duduk di atasku. Aku melihat sesosok bayangan menarik kakiku sampai
setengah badanku menjuntai dari ranjang! Aku segera berdoa, “Tuhan, tolonglah
aku,” dan pada saat itu juga sosok bayangan itu melepaskan aku. Aku langsung
kabur dari kamarku dan tidak pernah lagi tidur disana, apalagi ketika ibuku
berkata bahwa suatu malam ia pernah melihat seorang pria berjalan dari ruang
tamu ke kamarku, tapi ketika ia masuk ke kamarku, tidak ada siapapun di sana.
Akhirnya ibuku bercerita; dari sejak aku masih bayi, selalu ada
sesosok bayangan di dekatku dan ‘itu’ selalu berusaha menyentuhku. Tapi tiap
kali ibuku berdoa, sosok itu selalu menghilang.
Untungnya setelah kami pindah dari apartemen itu, aku tidak pernah
lagi melihat sosok bayangan itu lagi. Kuharap ini berlangsung seterusnya.
By: NN
Tak lama setelah pindah rumah, aku sedang mencoba untuk tidur ketika
kurasakan ranjangku bergerak, seolah seseorang baru saja duduk di tepi ranjang.
Kukira itu putriku, jadi aku duduk untuk menyuruhnya kembali ke lantai bawah,
tapi kemudian kusadari tidak ada siapapun di kamar selain aku.
Beberapa detik kemudian aku berbaring kembali dan merasakan ranjangku
bergerak lagi, kali ini seolah ada yang bangkit dari ranjang.
Ketika anak bungsuku masih bayi, dia sering ‘mengikuti’ sesuatu
mengelilingi rumah. Kadang entah dari mana, dia menatap sesuatu dan menunjuk,
terutama saat sampai di puncak tangga menuju kamar kami.
Suamiku dan aku menceritakan hal ini pada tetangga kami. Salah satu
dari mereka yang baru saja datang dari Meksiko berkata bahwa dia sering melihat
seorang anak perempuan dan laki-laki dalam rumah kami.
Tapi kami hanya punya anak perempuan.
By: Takizawa Kyou
Ketika aku berumur 8-9 tahun, kami sekeluarga pindah ke sebuah rumah besar
berwarna kuning. Awalnya aku merasa senang karena rumah itu sangat besar, dan
kami memiliki ruang mainan, ruang tamu, 4 kamar, dsb. Tapi setelah beberapa
minggu kami pindah, aku mulai merasa ketakuan berada di sana. Pokoknya ada
perasaan seram; terutama di kamar kakak perempuanku dan aku.
Kakakku kalau sudah tidur susah bangun, dan aku kebalikannya. Aku sering
terbangun sekitar jam 1 atau 3 subuh karena mendengar bunyi ketukan di
jendelaku. Sering terdengar juga suara seperti pembacaan mantra, kedengarannya
seperti drum. Juga sejenis pendaran merah akan terlihat dari balik gorden kami.
Aku akan mengecek kondisi luar rumah jika aku punya cukup keberanian, dan
biasanya tidak ada apapun, dan suasana sunyi. Tapi aku akan mendengar suara2
itu lagi saat aku kembali ke ranjang. Akhirnya aku menangis sendirian sampai
tertidur.
Suatu malam, hanya ada aku dan ibu sendirian di rumah. Kakakku ada di
rumah nenek dan ayah tiriku bekerja sampai jam 1 subuh. Aku sedang berada di
kamarku, bermain DS, sementara ibu menonton TV di kamarnya—yang berada tepat di
seberang kamarku. Aku bisa melihat ke dalam kamar ibu kalau pintu kamar kami
terbuka. Kulihat ibu sudah bersiap untuk tidur, jadi dia mengeluarkan DVD dari playernya
dan screen TV berubah biru (seperti yang biasa terjadi kalau dalam player
tidak ada DVDnya).
Aku berkata pada diriku sendiri, ‘Oh, Ibu sedang bersiap tidur,’
untuk membuat diriku merasa baikan karena entah mengapa aku merasa tegang. Kemudian
kulihat dari sudut mataku, seseorang berjalan di lorong ke arah lantai bawah
dan berpikir, ‘Kenapa ibu ke bawah, apa ibu lapar?’ Pada saat itu aku
memperhatikan dengan lebih fokus dan langsung kusadari bahwa dia bukan
ibuku. Tubuhku langsung kaku, dan SEKUJUR TUBUHKU merinding! Menakutkan sekali!
Aku ingat dia mengenakan topi lebar dan gaun. Dia juga
kelihatan sedikit transparan juga biru (mungkin dari screen TV) dan
tahukah kau bagaimana udara bergetar di sekeliling api yang berkobar? Dia
kelihatan seperti itu, tapi dia tidak terbakar. Dia cuma biru…
Sulit bagiku untuk menjelaskan. Pokoknya, aku selalu merasa sesuatu sedang
memperhatikanku di kamar, dan di situ terasa lebih dingin juga.
Ketika akhirnya kami pindah dari sana 2 tahun kemudian, kami melihat
bekas tangan besar di pintu lemari kami yang tidak ada di sana sebelumnya. Posisinya
terlalu tinggi, dan tangannya terlalu besar, lebih besar dari tanganku atau
ibu, dan ayah tiriku juga tidak pernah masuk ke kamar kami, jadi hal itu benar2
aneh. Kami sangat senang akhirnya bisa pindah dari rumah itu!
By: NN
Kami memiliki seorang pasien berpenyakit kronis, selalu memegang
tombol bel (untuk memanggil perawat), dan benci harus menerapkan fluid
restriction. Kalian tahulah tipe seperti itu: para perawat tambahan harus
bergantian menjawab bel panggilannya sehingga perawat utama dapat melakukan
tugas mereka dengan tenang.
Dan dia sering dirawat inap di rumah sakit karena itu tadi;
penyakitnya kronis, hampir sekarat, dan rumah sakit adalah satu2nya tempat
dimana dia tidak akan kelebihan cairan.
Aku bekerja dari pukul 7pm-7am. Pria itu meninggal pukul 8pm. Oh,
ekspresinya di saat2 terakhir, seperti, “Kenapa kalian membiarkanku mati!”—seolah2
itu karena kesalahan kami.
Pokoknya, keluarganya datang dan pergi sepenuhnya pukul 9pm, orang2
dari rumah pemakaman pulang pukul 9.30pm.
Sekitar jam 10pm, bel panggilan dari ruangan pria itu mulai berbunyi,
terus menerus. Aku ada di sana—bel itu berbunyi tiap 5 menit sekali.
Salah satu perawat merupakan gadis yang sangat spiritual. Sekitar jam
2am, setelah sekitar 4 JAM BEL ITU BERBUNYI TERUS, perawat bernama Mary itu membentak,
“CUKUP!”
Dia masuk ke ruangan tersebut, dan secara praktis berteriak ke ruangan
kosong, “Tuan X, Anda sudah mati. Anda tidak bisa disini untuk mengganggu kami
lagi. Pergilah. Dalam nama Tuhan Yesus, kuusir Anda dari sini. Pergilah menuju
cahaya dan berbahagialah!”
Percaya atau tidak, bel tersebut berhenti berbunyi saat itu juga. Aku serius.
__________________________________________________
Udah ngerasa takut? Wkwkwkwk. Jangan lupa berdoa sebelum tidur ya~
No comments:
Post a Comment