Hola~!
Kemaren gue dan temen2 nonton film kolosal China yang
berjudul The Great Wall. Secara keseluruhan, gue terkesima dengan
film ini sehingga gue memutuskan untuk me-review filmnya.
Mungkin muka2 pemainnya ga terlalu asing lagi buat
kalian yang suka nonton. Yap, film ini dibintangi oleh bintang2 film kelas
atas; di antaranya Matt Damon, Jing Tian, Pedro Pascal, Willem Dafoe, dan tak
ketinggalan… Andy Lau!!
Gila, begitu denger ada Andy Lau, apalagi genrenya
kolosal, langsung deh tanpa ragu gue mengumpulkan pasukan untuk nonton film ni.
Lol.
Oya, film ini disutradarai oleh Zhang Yimou—salah satu sutradara epik
yang sudah membuat film2 box office macem Curse of the Golden Flower
dan House of Flying Daggers. Zhang Yimou terkenal berkat kemampuannya dalam
mengambil gambar serta penggunaan berbagai macam warna di setiap filmnya. Dan di
The Great Wall, kemampuannya itu bener2 memanjakan mata kita.
Cerita film ini ber-setting di abad ke 13an di
China, dimulai dengan segerombolan orang Barat—diantaranya William Garin (Matt
Damon) dan Pero Tovar (Pedro Pascal)—sedang berkelana untuk mencari bubuk hitam
yang bisa menghasilkan api—intinya mah mesiu. Sialnya mereka dikejar oleh suku Khitan. Pada saat itu mereka
berhasil lolos dan malamnya mereka berkemah. Mendadak istirahat mereka diganggu
oleh something mysterious. Pokonya kelompok William hilang, yang tersisa
cuma dia dan Tovar. William berhasil membunuh dan membawa serta salah satu
bagian tubuh si something yang kepotong.
Keesokan paginya, mereka kembali dikejar gerombolan
suku Khitan, sampai akhirnya mereka tiba di sebuah fortress yang tak
lain dan tak bukan adalah Tembok Besar China. Di kala itu penuh dengan
prajurit siap tempur, kesemuanya sedang mengacungkan senjata ke arah mereka. Mereka pun ditangkap. Saat interogasi, barang bawaan mereka diperiksa dan penangkap mereka terkejut melihat bagian tubuh si something yang dibawa William. Proses interogasi mendadak terganggu oleh berita penyerangan yang datang. Kemudian William dan Tovar pun 'terpaksa' menyaksikan petempuran besar2an juga mengerikan antara para prajurit dengan… I
should just say, aliens. Asian version.
[WARNING! SPOILERS!!!]
Di atas tembok, mereka menyaksikan bagaimana para
prajurit (yang dibagi menjadi beberapa pasukan dengan fungsi & warna armor
berbeda2; Pasukan Elang [merah] sebagai archers, Pasukan Macan
[kuning] sebagai anggota ballista dan pelontar ketapel api, Pasukan Beruang
[ungu] yang bertugas nge-tank, Pasukan Rusa [hitam] sebagai kavaleri,
dan Pasukan Bangau [biru] berisi cewe2 suicide squad bungee jumper
sekaligus lancer) bersusah payah melawan something, yang kemaren
malem nyerang mereka, dan yang ternyata jumlahnya banyak beud kaya orcs
di Lord of The Rings. Si something yang mirip alien Asian version
itu disebut Taotie, menyerang manusia tiap 60 taun sekali. Itulah sebabnya
mengapa manusia membangun Tembok Besar sebagai bentuk pertahanan terhadap para
Taotie. Hmm… Attack on Titan detected?
Singkat cerita, kemampuan bertarung yang ditunjukkan
William serta Tovar di pertempuran itu membuat para jendral jadi cukup respek
sama mereka. Di situ juga mereka bertemu Ballard (Willem Dafoe), orang Barat
yang juga datang ke negeri itu 25 taun yang lalu untuk mencari mesiu, namun tidak
bisa kabur. Mereka bertiga pun menyusun rencana untuk mencuri persediaan mesiu
di fortress itu dan kabur saat pertempuran selanjutnya terjadi.
Di saat-saat seperti itu, William mulai dekat dengan
jendral Pasukan Bangau, Lin Mei (Jing Tian). Lin mengajarkan William bahwa inti
dari pasukan mereka adalah xin ren (trust), loyalty, dan
kedisiplinan. William sedikit2 mulai banyak membantu pasukan tersebut, apalagi
ketika jendral utama meninggal akibat serangan Taotie dan Lin ditunjuk sebagai
penggantinya. Tovar kecewa akan tekad William yang baru—yang tidak lagi ingin
pergi dari tempat itu dan membawa mesiu ke negeri asal mereka—sehingga ia dan
Ballard pergi meninggalkan William.
Setelah pertempuran2 selanjutnya, Penasihat Wang
(Andy Lau) dan para pasukan menyadari bahwa para Taotie telah menggali lubang
menembus Tembok Besar menuju ke ibukota. Lin memerintahkan mereka menggunakan
teknologi yang masih belum stabil (balon udara) agar bisa sampai di ibukota
dengan cepat. William ikut dengan Wang menyusul Lin, only to find bahwa
ibukota sudah dirusak oleh para Taotie. Ketiganya pun menyusun strategi; para
Taotie tidak bisa apa2 tanpa ratu mereka, sehingga yang harus mereka lakukan
sekarang adalah membunuh ratu Taotie menggunakan bom mesiu. Pokonya endingnya,
usaha mereka berhasil dan para Taotie pun bukan lagi ancaman. William
diperbolehkan pulang ke negerinya dengan dikawal pasukan kavaleri.
AFTERTOUGHTS & CONCLUSIONS
Gue memberikan film ini 4 bintang dari 5, lebih
karena visualnya yang keren banget. Para jendralnya gagah2, armor2nya
very beautiful, settingnya di-shoot dengan sangat bagus
dan keren.
Kalo secara cerita, gue memberikan film ini 2.5 dari
5. Ada banyak faktor yang membuat film ini ceritanya klise, which means
ampir ga ada elemen ga ketebaknya, which means ceritanya datar secara overall.
Salah satunya adalah faktor tokoh utama pasti ga akan mati. Lin sebagai
jendral pasukan kamikaze bertahan sampe akhir dengan selamat, mulus,
tanpa luka, meskipun secara literally doi sempet kelempar ke tengah2
para Taotie. Kalo orang lain kaya gitu tuh ga pake lama langsung dicabik2
pasti.
Faktor selanjutnya, tokoh utama pasti dikasih
kedudukan penting, ga peduli meskipun doi bagian dari pasukan kamikaze
yang notebene-nya umurnya ga panjang, bisa mati trus ilang kapan aja. Ini sangat
aneh menurut gue.
Terus keberadaan para Taotie itu cukup membuat gue
mengerutkan kening, karena biasanya film kolosal China dalam ekspektasi gue
adalah tentang perang orang lawan orang, kaya film Saving General Yang
gitu. Ternyata ini malah orang lawan alien. Trus para jendral ganteng yang
lainnya ga diceritaiiiiiinnn, cuma ditunjukin sekilas2 doaaaaang. Belum lagi
Andy Lau cuma jadi peran minor doaaaaang. Whhhyyyyyyy…
Kurang keren apa coba mereka, huhuhu... T-T |
Terus, gue kira bakal ada romansa antara William dan
Lin—cerita klise yang pasti terjadi di film klise—tapi untungnya disini ga ada.
Hubungan William dan Lin kalo gue liat murni berdasarkan persahabatan, respect,
dan trust. Which was kinda refreshing, really.
Jadi buat kalian2 yang belom nonton, menurut gue
kalian ga perlu mengurungkan niat meskipun review untuk film ini (ga
cuma di sini, tapi juga di web laen) ga terlalu bagus. Menurut gue, kalian
perlu liat sendiri dulu filmnya. Gue pribadi sih ga kecewa soalnya. Wkwkwk.
Oya, kalo kalian ada yang tau film kolosal China (movies
ataupun serian) rame, bisa direkomendasiin di komen bawah ya~! Salam keju!
No comments:
Post a Comment