Monday, September 17, 2018

Random Thought

Awesome is coming to toowwwnn ~

Selamat pagi/siang/sore/malam (tergantung kapan kalian baca tulisan ini) semuaaaa!

Seperti biasa waktu luang gue dihabiskan untuk mengisi kegiatan-kegiatan produktif nan imajinatif. 

Ya. Bengong.


Kenapa gue bilang bengong itu produktif? Saat bengong, otak kita akan bekerja secara natural dan maksimal karena tidak ada paksaan untuk berfikir, en biasanya ide-ide cemerlang bakalan pop up saat lu bengong (setidaknya otak gue bekerja seperti itu). Kadang otak lu agak-agak scumbag dengan memunculkan kembali ingatan-ingatan yang entah itu membuat lu malu, greget, sedih, ato apapun yang sebenernya uda kalian lupain sejak lama. Tapi kadang juga otak lu akan berpikir ke depan seperti tentang apa yang akan lu lakukan 10 tahun dari sekarang, bener apa ngga langkah yang lu ambil sekarang, ato mungkin siapa pasangan hidup lu ntar.

And that's what comes to my mind just now...

As a 24 pure blood man who will achieves his silver title for 25 years without any girlfriend, gue terkadang kepikiran juga kira-kira siapa yaa? Orang bilang lu akan bertemu jodoh lu saat berusia 21 taun, tapi 3 taun sudah berlalu dan gue masih aja ganjil pas dateng ke ondangan. LOL.

Situasi gue ini bisa dibilang lucu, karena justru orang lain yang keliatannya lebih 'riweuh' daripada diri gue sendiri. Banyak dari mereka yang suka nanya-nanya ato ngasi saran seperti:
"Lu kapan cari pacar?"
"Kayanya lu butuh pacar deh."
"Lu mau nikah kapan kalo pacar aja ngga ada?"

Thanks for that but so sorry it's not my part to answer your questions.

Jujur gue juga cenderung cuek or lebih ke nyantai en agak sedikit bodo amat. Bukan, bukan berarti gue homo, gue pernah kok deketin cewe walaupun ujung-ujungnya semua cewe yang gue deketin jadiannya sama orang lain (INI KENAPA JADI CURHAT). Bukan juga karena gue cowo yang ngga kenal kata 'ketuaan' buat nikah. Justru gue tipe pria yang sebisa mungkin cepat menikah karna gue ngga mau punya gap yang terlalu jauh sama anak gue. Bukan seperti apa yang suka tante-tante (ibu dari temen-temen gue) bilang, "Cowo ma gapapa telat nikah juga, umur 32-35 jg gapapa yang penting mapan." Naah, hell no.

Firstly, apa yang lu cari?
Pasangan hidupkah atau cuma sekedar pacar?
Ketika lu meminta pasangan hidup, maka jangan heran kalo membutuhkan proses yang ngga sebentar. Sekali lagi ini pasangan hidup lu, stoknya cuman 1 dari sekian milyar jiwa. If it not God's will, ampir mustahil untuk ketemu sama pasangan lu.

'Dear God, is she/he the one?' 
Itu doa yang dulu sering gue panjatkan tiap kali lagi ngeceng. Kasarnya mah minta acc sama Yang Di Atas. Tapi terkadang yang namanya manusia itu ngga sabaran en terlalu gegabah. Beliau belom acc uda main ambil tindakan dulu. Hasilnya? It doesn't work properly. Terus kenapa itu semua terjadi? Bisa jadi terlalu terburu-buru, atau bisa juga ngga dengar-dengaran. Khusus yang terakhir gue punya meme nya.


Tiap orang pasti punya tipe pasangan idealnya masing. Pengen yang lebih tua sepaya lebih dewasa lah, pengen yang lebih muda supaya lebih enerjik lah, pengen yang kulitnya coklat biar eksotis lah, pengen yang tinggi biar ngga timpang lah, pengen yang pendiem, gamau yang cerewet and so on. Ada banyak banget hal yang kita tentukan sebagai standar apakah orang tersebut layak menjadi pasangan kita atau ngga. En begitu kita ketemu dengan orang tersebut kita langsung berfikir 'wah ini nih yang gue tunggu! Perfect banget!'

Ngga ada yang salah ketika lu mendapat pasangan yang sesuai dengan kriteria, bagus malahan. Tapi ingat! Hubungan yang akan kalian jalani adalah suatu hubungan yang berjalan bersama. Dia mungkin yang terbaik buat lu. Tapi apa lu uda jadi yang terbaik buat dia?

Hubungan yang ideal dapat tercipta apabila masing-masing pribadi dapat menjadi yang terbaik bagi pasangannya. Terus apa yang akan terjadi kalau cuman 1 orang yang berkontribusi? Yaaa kalian akan menjalani hubungan parasitisme dimana yang lain untuk en yang satunya lagi rugi. Ngga enak kan?

Ada banyak alasan kenapa suatu hubungan gagal untuk dilanjutkan. Perbedaan visi, perbedaan sudut pandang, ngga bisa nerima kekurangan pasangan, dan masih banyak lagi. Untungnya bukan karena perbedaan kelamin sih, kalo ngga gawat juga -___-

Hal-hal tersebut yang akhirnya bisa membuka pikiran gue. Ternyata menjalin suatu hubungan ngga semudah itu. Ngga semudah: 'Lu suka gue en gue suka lu ayo kita mengarungi samudra bersama.' Ngga gengs, tapi sayangnya banyak orang yang mengawali hubugannya hanya berdasarkan alasan itu. Saat kita menjalin sebuah hubungan maka akan ada 2 interaksi individu, dan sadar atau ngga kita akan saling meng-influence antara 1 sama lain. Lama kelamaan kita pasti bakal tau watak, sifat, kebiasaan, kelebihan en kekurangan masing-masing. And this is where you have to choose between 2 options. Go ahead or go home. 

Not the hero you want, but the hero you deserve. You guys have to be more patient if you asking God for a permission. Don't let your desire lead your way. Love is blind, sometimes it makes you deaf and numb also. Care. 


Final Random Thought

Gue bersyukur karena gue diizinkan untuk 'sendiri' selama ini. Mungkin gue ngga tau gimana rasanya pacaran, tapi gue juga ngga tau yang namanya sakit hati, dikecewakan, atau mungkin ekstrimnya dikhianati sama pacar. Cukup melalui kisah hidup dari temen-temen gue udah belajar banyak. 

God knows that i have a fragile heart. *puppy eyes* 

Belajar tentang bagaimana kita menyiapkan diri sebaik mungkin. Kalau kita yakin dan percaya kalo semuanya uda Tuhan siapin, apalagi yang kita takutin? Fokus untuk membangun diri lu sebaik mungkin, buktikan bahwa lu punya 'kelas' dan 'nilai' dan sisanya biar Tuhan yang atur.  

Kuncinya buka hati lu dan tetep humble, He will give you someone that you deserve most.

No comments:

Post a Comment