Friday, April 7, 2017

In T(HIS) Time

“Kapan married?”

“Eh, sekarang kan dia. Lu kapan?”

“Eh! Kemaren dia dilamar, loh! Kapan nih lu nyusul?”

Itu kata-kata yang SELALU dan dengan BOSEN nya kita dengar. Pasalnya, di umur yang beranjak quarter life, makin banyak juga undangan pernikahan yang kita terima. Undangan pernikahan itu pelan-pelan jadi syukuran 40 harian anak, sampe jadi undangan ulang tahun anak. Makin banyak juga yang manggil kita “Oom” dan “Tante” disaat hati menjerit, “Panggil gue CICI!” (atau koko, untuk kasus Andy).

cr: Pinterest (to owner)


“Kapan?” itu adalah pertanyaan paling misterius buat orang-orang di sekitar kita, terutama di dalam hati kita. Kita berempat pastinya mau married. Kapan-nya itu yang gatau. Calon aja belum ada. Iya, kita semua (lagi) jomblo. Dan bahagia :D, gak ngenes, kok!

Kita hidup di lingkungan yang dibesarkan dengan film-film Disney. Hampir semua film Disney itu ending-nya tentang marriage terus happily ever after. Bayangin, dari kecil kita dikasih tontonan macem gitu. Gak aneh kalau marriage itu jadi life goal yang sifatnya mutlak. Padahal, marriage is not a life-goal. It’s another starting point of your ministry life! Marriage is not a happy ending. It’s a start of a new journey. The ending depends on how you work it out according to the right principles. So, it's actually a work in progress.

Well, dorongan paling besar itu biasanya datang dari luar. Kemarin aku ngasih ucapan selamat ulang tahun sama salah satu teman di Bandung. Isi chat kita kurang lebih kaya gini:

Aku: Happy birthday! Terus jadi berkat yaa! (penuh sama stiker unyu happy birthday)
Dia: Thanks! Kapan balik Bandung?
Aku: Kapan-kapan. Haha! Belum kepikiran balik. Masih asik kerja. Wong masih kontrak.
Dia: Beres kapan? Abis itu langsung balik Bandung kan?
Aku: Masih ada 2 taunan lagi, lah. Hahaha. Maunya sih belum.
Dia: Belum? Kenapa?
Aku: Ada cita-cita pengen terus belajar, sih.
Dia: Ke mana lagi nih lu ceritanya? Kelamaan di luar lu. Ga inget rumah?
Aku: Emm.. Inget lah. Mau banget pulang. Tapi masih ada yang mau dicapai :)
Dia: Kasian dong sama orang tua lu. Lagian lu kan cewek. Ga pengen married?
Aku: Mau. Waktunya Tuhan aja, ya.
Dia: Pulang Bandung pas beres kontrak. Ga usah kelamaan di luar. Cepetan married. Inget, lu cewek.

Bedain sama kata-kata teman aku yang satunya:

Wherever you go, go for it! You deserve the best things in this world that God wants you to achieve. Just live, don’t settle! I got your back. Everytime you feel like helpless, remember that there is a set of knees; praying for you at the very time. Don’t think too much about the place you call ‘home’. Home is not a place; it is hearts which you’ll always come back too. We meet in prayers. Anyway, the technology is advanced already! And hey, you’ll meet your spouse soon. Both of you are being prepared to be the best version of yourselves. Don’t rush. A rushed process won’t be good. You guys will meet in His time.

Guys, orang yang benar-benar mengasihi kita akan peduli dengan mimpi dan tujuan hidup kita lebih dari tujuan hidup yang semu (macamnya pernikahan), lebih dari sekedar status dan kondisi yang bisa dilihat mata manusia yang mereka definisikan sebagai “hidup”. (Another food for thought: Apa sih arti ‘hidup’?)

Dan teman aku yang ngasih statement kedua adalah: orangtua aku. Aaaaahhh… All the feels!

Personally, aku gak pernah punya pikiran buat nikah muda. Don’t get me wrong, ga ada yang salah kok sama nikah muda. Nikah muda ada benefitnya tersendiri. Salah satunya, waktu uda tua nanti kita bisa disangka kakak-adik sama anak kita. Siapa sih yang ga suka dikatain awet muda padahal uda punya “buntut” di belakang kita? Di sisi lain, nikah muda juga bikin kita secure. In some ways, of course. Kita juga mungkin bisa lebih nyambung sama anak kita kelak karena umur kita gak beda jauh. Tapi gak semua orang terpanggil untuk nikah muda. Pencapaian hidup kita juga nggak diukur dari sudah atau belumnya kita menikah, kok!

Menikah itu panggilan buat kita. Itu komitmen seumur hidup, loh. Di dalam hidup itu ada 2 keputusan paling besar:

1. Keputusan terima Tuhan karena itu bakal jadi penentu surga-neraka kamu setelah meninggal.
2. Keputusan memilih pasangan hidup karena itu bakal jadi penentu surga-neraka kamu di dunia.

Buat yang sudah married, CONGRATS! Kalian hebat! Aku pribadi selalu kagum sama orang-orang yang berani melangkah ke sebuah komitmen yang begitu indah seperti keputusan menerima baptis atau pernikahan. Sebuah komitmen yang dibangun di dalam Tuhan dan dengan keputusan yang bulat itu keren! Tapi buat yang belum menikah (kaya kita berempat), jangan khawatir. Tuhan mau pakai ke-single an kita, loh!

Single itu bukan hal yang buruk. Ada banyak hal yang bisa kamu lakuin di masa single yang pastinya bakal susah banget kamu lakuin di saat kamu sudah married. Contoh simpelnya ya belajar/kuliah, atau sekedar keliling Indonesia atau dunia buat ngeliat apa yang lagi Tuhan kerjain. (Ini beneran. Travelling atau sekedar melayani di suatu tempat di luar zona nyaman kita itu bakal membuka mata kita ke hal-hal yang beyond dari sekedar arsitektur dan keindahan alam. Kondisi sosial dan adat istiadat yang berbeda bakal bikin kamu ngerti gimana Tuhan lagi kerja). Contoh lainnya adalah kamu jadi bisa melayani banyak orang yang mau curhat dan mencari jawaban dari kamu, ga peduli apa orang itu cowo atau cewe, sudah menikah atau belum. Persahabatan dan persaudaraan yang kalian bangun bakal lebih possible! Single has its own perks!

Seberapa banyak sih orang yang bisa fokus pelayanan setelah married? Well, kalau kamu dapat suami misionaris, pelayan gereja harian atau memang pelayan full time, mungkin kamu bisa ikut pelayanan juga. Other than that, bisakah kamu pergi kemana-mana untuk melayani? Gimana kalau suami atau istri kamu menuntut kamu untuk stay di rumah atau untuk kerja kantoran? Nah loh… Dan setelah menikah, pelayanan utama kamu ya di rumah. Itu sudah harga mati.

So, selama kalian single, segera cari tahu apa yang harus kalian lakukan buat memaksimalkan ke-single-an kamu! Being single is neither a crime nor a shame. Gak perlu kalian lirik kiri atau lirik kanan dengan kata-kata atau kondisi orang di sekitar kamu. Kalian juga gak perlu buru-buru mencari atau memutuskan sebuah keputusan penting yang bakal merubah seluruh aspek kehidupan kamu. Sesuatu hal yang benar, dilakukan di timing yang salah, pasti bakalan jadi salah (Josh Harris ftw!). Percaya, deh.

As I directly quoted from CureJoy,

Absolutely everyone in this world works based on their ‘Time Zone’.
People around you might seem to go ahead of you
Some might seem to be behind you
But everyone is running their own RACE, in their own TIME.
Don’t envy them or mock them
They are in their TIME ZONE, and you are in yours.
LIFE is about waiting for the right moment to act. So, RELAX.
You’re not LATE
You’re not EARLY
You are very much ON TIME, and in your TIME ZONE.”


Jadi, kapan nih rangers mau pada married?
Waktunya Tuhan aja… :D

*jeritan hati para rangers* DOAIN MAKSIMAL 3 ATAU 4 TAHUN LAGI, YA!


P.S.: Baca I Kissed Dating Goodbye nya Josh Harris deh!

-O-

2 comments: