Friday, September 30, 2016

7 Fakta Asli Tentang Disney Princesses (Sleeping Beauty)

Hola! Apakah kalian merindukan saia? Hahaha~

Ga kerasa ya bulan September udah berakhir dan bulan Oktober udah di depan mata. Gue mungkin pernah bilang begini di post-an sebelomnya, tapi bener deh, rasanya waktu berlalu cepet banget. Tahun 2016 udah bakal berakhir dan well, mungkin ini bisa jadi motivasi buat kita semua yang selama ini males2an agar segera melakukan sesuatu yang berarti secepet mungkin.

Oke! Edisi “7 Fakta” bakal berlanjut lagi dan kali ini gue akan bahas soal Sleeping Beauty! Buat yang gatau, Sleeping Beauty adalah judul film kartun Disney yang terkenal banget, menceritakan tentang seorang putri yang kelahirannya dinanti-nantikan, tapi ketika udah lahir dia dikutuk oleh penyihir jahat agar mati di usia ke-16 tahun. Salah satu peri baik hati yang hadir di pesta perayaan kelahiran sang putri mengubah kutukan itu; sehingga alih-alih mati, sang putri hanya akan tertidur dan baru bisa bangun kembali jika menerima ciuman cinta sejati.

Hasil gambar untuk sleeping beauty


Pada akhirnya si putri bener-bener tidur setelah jarinya ketusuk jarum pintal. Dan di endingnya nanti, sang pangeran datang, mengecup sang putri yang lalu terbangun, & mereka hidup bahagia selamanya.

Being “happily ever after” really seems so easy in fairy tales. Lol.

Selidik punya selidik, ternyata ada beberapa fakta menarik yang mungkin kalian belom tau loh! Berikut fakta-faktanya:

1.  Sleeping Beauty keluaran Disney bisa dibilang merupakan yang terlama diproduksi. Dirilis di bioskop2 mulai tahun 1959, dan disebut bahwa pembuatannya memakan waktu 6 tahun. Tapi sebenernya proyek Sleeping Beauty ini sudah dimulai sejak tahun 1951—8 taun sebelum filmnya mulai ditayangkan!
Saking lamanya, Walt Disney sendiri, yang awalnya ingin proyek Sleeping Beauty ini menjadi masterpiece-nya, lama-kelamaan jadi kehilangan minat. Salah satu alasannya karena beliau semakin sibuk dengan theme park di California pada saat itu. Makanya hal tersebut membuat…


Hasil gambar untuk disney castle

2. Kastil di Disneyland dibangun berdasarkan kastil Sleeping Beauty dan digunakan sebagai alat pemasaran untuk filmnya. Disneyland pertama kali dibuka taun 1955, 4 tahun sebelum film Sleeping Beauty dirilis. Turis2 yang berdatangan selama 4 tahun tersebut pun jadi mempertanyakan, “Ini kastil dari film apa?”


3. Sleeping Beauty merupakan film dongeng kartun terakhir Disney sebelum akhirnya The Little Mermaid rilis. Ada jeda waktu 30 tahun sampai our cutie little Ariel diterbitkan; alasannya karena film ini gagal di box office dan merugikan (hasil filmnya ga bisa menutupi biaya pembuatannya).
For your information, Sleeping Beauty merupakan produksi termahal Disney yang menghabiskan biaya sebesar 6,000,000 dollar!


4. Walt Disney harus bersusah payah membuat Sleeping Beauty ini berbeda dari karya tersukses mereka; Snow White and the Seven Dwarfs. Soalnya, plot ceritanya mirip banget; penyihir jahat yang cemburu pada putri cantik, sang putri yang berlindung di pondok dalam hutan dengan penghuni/pengurus penuh komedi, trus klimaksnya: si penyihir jahat membuat sang putri ‘tertidur seperti mati’, lalu sang putri terbangun kembali berkat ciuman cinta sejati.
Makanya konsep abad pertengahan di Sleeping Beauty diperkental untuk membedakannya dengan Snow White.


5. Pasangan Putri Aurora di Sleeping Beauty—Pangeran Philip—meminjam nama pangeran Inggris asli yang hidup pada saat itu, suami dari Ratu Elizabeth II, yang baru menduduki tahta.

Hasil gambar untuk young queen elizabeth ii and prince philip
Pangeran Philip & Ratu Elizabeth II

6. Dan akhirnya kita sampai pada cerita original Sleeping Beauty! Ada beberapa versi; The Beauty Sleeping in the Wood (Prancis: La Belle au bois dormant) oleh Charles Perrault, Little Briar Rose (Jerman: Dornröschen) oleh Grimm Bersaudara, dan versi paling awal; Sun, Moon, and Talia oleh penyair Italia bernama Giambattista Basile.

Versi Chales Perrault dan Grimm Bersaudara mirip dengan versi Disney. Bedanya hanya jumlah peri yang ‘memberkati’ sang putri waktu dia dilahirkan. Kalo di Disney perinya cuma 3, di versi Prancis & Jerman perinya ada 7.

Ketujuh peri ini diundang ke pesta, disuguhkan hidangan di atas piring & cawan emas berhias permata. Ketika 6 peri sudah memberikan berkatnya—kecantikan, kecerdikan, keanggunan, kepintaran menari, suara indah, serta kebaikan hati—tiba-tiba datanglah peri ke-8, tua dan penuh dendam karena tidak diundang (alesannya adalah karena si peri tua terlalu lama mengurung diri di menara, orang2 jadi beranggapan dia udah matot), sehingga peri itu mengutuk sang putri. Peri ke-7 yang belum memberikan berkatnya mencoba menghilangkan kutukan, tapi dia hanya bisa mengganti kutukan kematian tersebut menjadi tertidur-selama-100-tahun-dan-hanya-akan-terbangun-oleh-ciuman-seorang-pangeran.

Like we’d already knows, 15 atau 16 tahun kemudian jari sang putri tertusuk jarum pintal despite of all efforts the kingdom has done to abolish all spindles & spinning wheels. Peri ke-7 itu pun dipanggil kembali. Berdasarkan penglihatannya, seluruh isi istana harus dibuat tertidur juga. Maka dibuatlah demikian, juga seluruh kastil diselimutinya dengan hutan duri untuk mencegah siapapun mengganggu sang putri.

Hasil gambar untuk sleeping beauty charles perraultSeratus tahun kemudian, seorang pangeran dari negeri tetangga menemukan kastil tersebut saat berburu. Pelayannya menceritakan tentang cerita putri tidur tersebut, yang membuat si pangeran penasaran dan memberanikan diri menembus hutan berduri sampai akhirnya dia berhasil memasuki kastil. Dia menemukan sang putri yang masih tertidur, jatuh cinta melihat kecantikannya, mencium sang putri, dan akhirnya sang putri (plus seluruh isi istana) pun terbangun. Mereka pun kemudian menikah di chapel kastil.

Di sequel versi Charles Perrault & Grimm Bersaudara ini, setelah menikah diam-diam, sang pangeran jadi sering berkunjung ke kastil sang putri sampai akhirnya sang putri melahirkan 2 anak; Aurore (artinya Pagi) dan Jour (artinya Siang), semua itu tanpa diketahui oleh ibu sang pangeran, yang merupakan keturunan raksasa pemakan manusia. Ketika tiba saatnya sang pangeran naik tahta, dia pun membawa serta istri & anak2nya ke negerinya.

Saat sang pangeran/raja muda sedang pergi, Ibu Suri keturunan monster itu mengurung sang putri-yang-sudah-menjadi-ratu-muda beserta anak2nya ke pondok di hutan terpencil dan menyuruh juru masaknya memasak anak yang laki2 dengan saus sebagai makan malam. Juru masak (untungnya) baik hati ini memasak domba untuk menipu Ibu Suri, yang untungnya puas dengan masakan tersebut—dia ga sadar udah ditipu ama si koki. Saat Ibu Suri meminta anak yang perempuan untuk makan malam selanjutnya, si koki memasakkan daging kambing, yang juga memuaskan Ibu Suri dan dia masih ga sadar bahwa dia ditipu.

Selanjutnya Ibu Suri meminta si koki memasakkan ratu muda tersebut sebagai makan malamnya. Koki menyuguhkan daging rusa sebagai gantinya. Tak lama kemudian, Ibu Suri mengetahui penipuan yang dilakukan si koki. Dia menyiapkan sebuah bak di halaman yang penuh dengan ular & binatang beracun. Untungnya pangeran kembali tepat pada waktunya, membuat Ibu Suri—yang sifat aslinya sudah ketahuan—melemparkan dirinya sendiri ke bak tersebut dan mati. Akhirnya raja, ratu, dan anak2 mereka berkumpul kembali & hidup bahagia selamanya.


7. Versi paling awal karya Giambattista Basile lebih sadis. Putri tidur disini namanya Talia. Ketika lahir, ayah Talia bertanya pada para peramal untuk membacakan masa depan putrinya. Dari mereka, dia tahu bahwa kelak putrinya akan mati suri karena tertusuk suatu serpihan.

Ketika akhirnya Talia benar mati suri, ayahnya memposisikan Talia di atas sebuah tahta dari beludru kemudian mengunci dan meninggalkan rumah itu selamanya. Suatu hari, elang milik seorang raja terbang masuk ke dalam rumah tersebut. Sang raja datang untuk mendapatkan kembali elangnya, menemukan Talia namun tidak dapat membangunkannya, lalu sang raja membawa Talia ke ranjang dan adegan yang harus disensor pun terjadi.

Pusing? Iya, saia juga sama pusing sama kelakuan si raja.

Terus apakah sang raja membawa Talia ke kerajaannya? Ternyata tidak, sodara-sodara. Raja malah meninggalkan Talia untuk kembali ke kerajaannya! Talia tetap “tertidur” bahkan sampai saat ia melahirkan anak kembarnya—salah satu dari mereka mengisap jari Talia sehingga serpihan yang menusuk jari Talia akhirnya terlepas dan Talia pun terbangun. Talia mendapati dirinya sudah menjadi ibu tapi gatau pasti apa yang udah terjadi. YA IYALAH! Terus singkat cerita, sang raja teringat kembali akan Talia dan pergi menemuinya. Mendapati Talia sudah terbangun, raja menceritakan semua yang telah terjadi, lalu akhirnya mereka pun menikah. TALIA KAMU SUNGGUH PINTAR ( ಠ ಠ )

Ga lama, raja kembali ke kerajaannya setelah sebelumnya berjanji bahwa dia akan kembali pada Talia. Setelah kembali, dalam tidurnya, istri sang raja (iye, raja sebenernya udah punya istri di kampung halamannya) mendengar raja mengigau, “Talia, Sun, and Moon.” Ratu akhirnya mengetahui perbuatan ga jujur si raja, diam-diam dia menulis surat atas nama raja pada Talia agar anak kembarnya bisa datang ke kerajaan. Sesudah si kembar datang, ratu memerintah kokinya memasak si kembar untuk dijadikan makan malam karena ratu ingin memberi raja makan anak2nya sendiri.

Koki, tentu saja, tidak bisa membunuh si kembar, karena itu ia menyembunyikan si kembar dan mengganti menu makan malam dengan daging domba tanpa sepengetahuan ratu. Tiap kali raja memuji-muji betapa enaknya makanan hari itu, ratu berkata, “Makanlah, makanlah, kau memakan dirimu sendiri.”

Selanjutnya ratu mengundang Talia ke kerajaan dan hendak membakarnya hidup-hidup, namun raja mengetahui rencana jahatnya. Sang ratu termakan rencananya sendiri—raja memerintahkan agar ratu yang dibakar. Koki yang baik hati diberikan hadiah, dan raja akhirnya menikahi Talia lalu hidup bahagia selama-lamanya.

_____________________________________________


ARE YOU KIDDING ME?! (」゜ロ゜)

Gue bener2 ga ngerti jalan pikiran pendongeng ini. But again, pada jaman dulu tindakan raja yang demikian mungkin memang dibenarkan; apalagi feminism dulu ngga tren kaya sekarang. Tetep aja sih, bukan berarti itu manusiawi.

Untungnya Disney menghilangkan aspek-aspek ga pantes tersebut dan menjadikan film Sleeping Beauty layak ditonton bahkan sama anak-anak. Apalagi Pangeran Philip ceritanya udah jatuh hati sama Aurora saat mereka bertemu di hutan, jadi ga aneh (malahan so romantic kalo menurut gue) ketika pangeran mencium Aurora yang lagi mati suri; bukannya something sick kaya jatuh cinta sama putri yang “mati” karena kecantikannya trus kemudian dicium. Sounds familiar? It’s necrophiliac, even if it’s just a little bit. Uh.

Well, sekian fakta-fakta yang bisa saya bagikan. Despite all that I’ve said, gue berpendapat cerita Sleeping Beauty ini cukup menarik dan gue pikir moralnya adalah cinta sejati itu pasti datang, walaupun mungkin ga sefantastis dalam wujud pangeran gitu ya. Lol. Jadi buat para jombloers, jangan pernah ilang harapan~!


Salam keju~~

Hasil gambar untuk sleeping beauty real
Kalo Aurora real. Cantik ya.

No comments:

Post a Comment