Hola! Apakah kalian merindukan saia? Hahaha~
Ga kerasa ya bulan September udah berakhir dan bulan Oktober udah di
depan mata. Gue mungkin pernah bilang begini di post-an sebelomnya, tapi bener
deh, rasanya waktu berlalu cepet banget. Tahun 2016 udah bakal berakhir dan well,
mungkin ini bisa jadi motivasi buat kita semua yang selama ini males2an agar
segera melakukan sesuatu yang berarti secepet mungkin.
Oke! Edisi “7 Fakta” bakal berlanjut lagi dan kali ini gue akan bahas
soal Sleeping Beauty! Buat yang gatau, Sleeping Beauty adalah
judul film kartun Disney yang terkenal banget, menceritakan tentang seorang
putri yang kelahirannya dinanti-nantikan, tapi ketika udah lahir dia dikutuk
oleh penyihir jahat agar mati di usia ke-16 tahun. Salah satu peri baik hati yang
hadir di pesta perayaan kelahiran sang putri mengubah kutukan itu; sehingga
alih-alih mati, sang putri hanya akan tertidur dan baru bisa bangun kembali
jika menerima ciuman cinta sejati.
Pada akhirnya si putri bener-bener tidur setelah jarinya ketusuk jarum
pintal. Dan di endingnya nanti, sang pangeran datang, mengecup sang
putri yang lalu terbangun, & mereka hidup bahagia selamanya.
Being “happily ever after” really seems so easy in fairy tales. Lol.
Selidik punya selidik, ternyata ada beberapa fakta menarik yang
mungkin kalian belom tau loh! Berikut fakta-faktanya:
1. Sleeping Beauty
keluaran Disney bisa dibilang merupakan yang terlama diproduksi. Dirilis di
bioskop2 mulai tahun 1959, dan disebut bahwa pembuatannya memakan waktu 6 tahun.
Tapi sebenernya proyek Sleeping Beauty ini sudah dimulai sejak tahun
1951—8 taun sebelum filmnya mulai ditayangkan!
Saking lamanya, Walt Disney
sendiri, yang awalnya ingin proyek Sleeping Beauty ini menjadi masterpiece-nya,
lama-kelamaan jadi kehilangan minat. Salah satu alasannya karena beliau semakin
sibuk dengan theme park di California pada saat itu. Makanya hal
tersebut membuat…
2. Kastil di Disneyland dibangun
berdasarkan kastil Sleeping Beauty dan digunakan sebagai alat
pemasaran untuk filmnya. Disneyland pertama kali dibuka taun 1955, 4 tahun
sebelum film Sleeping Beauty dirilis. Turis2 yang berdatangan selama 4
tahun tersebut pun jadi mempertanyakan, “Ini kastil dari film apa?”
3. Sleeping Beauty
merupakan film dongeng kartun terakhir Disney sebelum akhirnya The Little
Mermaid rilis. Ada jeda waktu 30 tahun sampai our cutie little Ariel
diterbitkan; alasannya karena film ini gagal di box office dan
merugikan (hasil filmnya ga bisa menutupi biaya pembuatannya).
For your information, Sleeping
Beauty merupakan produksi termahal Disney yang menghabiskan biaya
sebesar 6,000,000 dollar!
4. Walt Disney harus
bersusah payah membuat Sleeping Beauty ini berbeda dari karya tersukses
mereka; Snow White and the Seven Dwarfs. Soalnya, plot ceritanya mirip
banget; penyihir jahat yang cemburu pada putri cantik, sang putri yang
berlindung di pondok dalam hutan dengan penghuni/pengurus penuh komedi, trus
klimaksnya: si penyihir jahat membuat sang putri ‘tertidur seperti mati’, lalu
sang putri terbangun kembali berkat ciuman cinta sejati.
Makanya konsep abad pertengahan di Sleeping
Beauty diperkental untuk membedakannya dengan Snow White.
5. Pasangan Putri Aurora di
Sleeping Beauty—Pangeran Philip—meminjam nama pangeran Inggris
asli yang hidup pada saat itu, suami dari Ratu Elizabeth II, yang baru
menduduki tahta.
Pangeran Philip & Ratu Elizabeth II |
6. Dan akhirnya kita sampai
pada cerita original Sleeping Beauty! Ada beberapa versi; The
Beauty Sleeping in the Wood (Prancis: La Belle au bois
dormant) oleh Charles Perrault, Little Briar Rose (Jerman:
Dornröschen) oleh Grimm Bersaudara, dan versi paling awal; Sun,
Moon, and Talia oleh penyair Italia bernama Giambattista Basile.
Versi Chales Perrault dan Grimm Bersaudara mirip dengan versi Disney. Bedanya
hanya jumlah peri yang ‘memberkati’ sang putri waktu dia dilahirkan. Kalo di
Disney perinya cuma 3, di versi Prancis & Jerman perinya ada 7.
Ketujuh peri ini diundang ke pesta, disuguhkan hidangan di atas piring
& cawan emas berhias permata. Ketika 6 peri sudah memberikan berkatnya—kecantikan,
kecerdikan, keanggunan, kepintaran menari, suara indah, serta kebaikan hati—tiba-tiba
datanglah peri ke-8, tua dan penuh dendam karena tidak diundang (alesannya
adalah karena si peri tua terlalu lama mengurung diri di menara, orang2 jadi beranggapan dia udah matot), sehingga peri itu mengutuk sang putri. Peri
ke-7 yang belum memberikan berkatnya mencoba menghilangkan kutukan, tapi dia
hanya bisa mengganti kutukan kematian tersebut menjadi
tertidur-selama-100-tahun-dan-hanya-akan-terbangun-oleh-ciuman-seorang-pangeran.
Like we’d already knows, 15 atau 16 tahun kemudian jari sang putri
tertusuk jarum pintal despite of all efforts the kingdom has done to abolish
all spindles & spinning wheels. Peri ke-7 itu pun dipanggil kembali. Berdasarkan
penglihatannya, seluruh isi istana harus dibuat tertidur juga. Maka dibuatlah
demikian, juga seluruh kastil diselimutinya dengan hutan duri untuk mencegah
siapapun mengganggu sang putri.
Seratus tahun kemudian, seorang pangeran dari negeri tetangga
menemukan kastil tersebut saat berburu. Pelayannya menceritakan tentang cerita
putri tidur tersebut, yang membuat si pangeran penasaran dan memberanikan diri
menembus hutan berduri sampai akhirnya dia berhasil memasuki kastil. Dia
menemukan sang putri yang masih tertidur, jatuh cinta melihat kecantikannya, mencium
sang putri, dan akhirnya sang putri (plus seluruh isi istana) pun terbangun. Mereka
pun kemudian menikah di chapel kastil.
Di sequel versi Charles Perrault & Grimm Bersaudara ini,
setelah menikah diam-diam, sang pangeran jadi sering berkunjung ke kastil sang
putri sampai akhirnya sang putri melahirkan 2 anak; Aurore (artinya Pagi) dan
Jour (artinya Siang), semua itu tanpa diketahui oleh ibu sang pangeran, yang
merupakan keturunan raksasa pemakan manusia. Ketika tiba saatnya sang pangeran
naik tahta, dia pun membawa serta istri & anak2nya ke negerinya.
Saat sang pangeran/raja muda sedang pergi, Ibu Suri keturunan monster
itu mengurung sang putri-yang-sudah-menjadi-ratu-muda beserta anak2nya ke
pondok di hutan terpencil dan menyuruh juru masaknya memasak anak yang laki2
dengan saus sebagai makan malam. Juru masak (untungnya) baik hati ini memasak
domba untuk menipu Ibu Suri, yang untungnya puas dengan masakan tersebut—dia ga
sadar udah ditipu ama si koki. Saat Ibu Suri meminta anak yang perempuan untuk
makan malam selanjutnya, si koki memasakkan daging kambing, yang juga memuaskan
Ibu Suri dan dia masih ga sadar bahwa dia ditipu.
Selanjutnya Ibu Suri meminta si koki memasakkan ratu muda tersebut
sebagai makan malamnya. Koki menyuguhkan daging rusa sebagai gantinya. Tak lama
kemudian, Ibu Suri mengetahui penipuan yang dilakukan si koki. Dia menyiapkan
sebuah bak di halaman yang penuh dengan ular & binatang beracun. Untungnya pangeran
kembali tepat pada waktunya, membuat Ibu Suri—yang sifat aslinya sudah ketahuan—melemparkan
dirinya sendiri ke bak tersebut dan mati. Akhirnya raja, ratu, dan anak2 mereka
berkumpul kembali & hidup bahagia selamanya.
7. Versi paling awal karya Giambattista Basile
lebih sadis. Putri tidur disini
namanya Talia. Ketika lahir, ayah Talia bertanya pada para peramal untuk
membacakan masa depan putrinya. Dari mereka, dia tahu bahwa kelak putrinya akan
mati suri karena tertusuk suatu serpihan.
Ketika akhirnya Talia benar mati suri, ayahnya memposisikan Talia di
atas sebuah tahta dari beludru kemudian mengunci dan meninggalkan rumah itu
selamanya. Suatu hari, elang milik seorang raja terbang masuk ke dalam rumah
tersebut. Sang raja datang untuk mendapatkan kembali elangnya, menemukan Talia
namun tidak dapat membangunkannya, lalu sang raja membawa Talia ke ranjang dan
adegan yang harus disensor pun terjadi.
Pusing? Iya, saia juga sama pusing sama kelakuan si raja.
Terus apakah sang raja membawa Talia ke kerajaannya? Ternyata tidak,
sodara-sodara. Raja malah meninggalkan Talia untuk kembali ke kerajaannya!
Talia tetap “tertidur” bahkan sampai saat ia melahirkan anak kembarnya—salah satu
dari mereka mengisap jari Talia sehingga serpihan yang menusuk jari Talia
akhirnya terlepas dan Talia pun terbangun. Talia mendapati dirinya sudah
menjadi ibu tapi gatau pasti apa yang udah terjadi. YA IYALAH! Terus singkat
cerita, sang raja teringat kembali akan Talia dan pergi menemuinya. Mendapati Talia
sudah terbangun, raja menceritakan semua yang telah terjadi, lalu akhirnya
mereka pun menikah. TALIA KAMU SUNGGUH PINTAR ( ಠ ಠ )
Ga lama, raja kembali ke kerajaannya setelah sebelumnya berjanji bahwa
dia akan kembali pada Talia. Setelah kembali, dalam tidurnya, istri sang raja
(iye, raja sebenernya udah punya istri di kampung halamannya) mendengar raja
mengigau, “Talia, Sun, and Moon.” Ratu akhirnya mengetahui perbuatan ga
jujur si raja, diam-diam dia menulis surat atas nama raja pada Talia agar anak
kembarnya bisa datang ke kerajaan. Sesudah si kembar datang, ratu memerintah
kokinya memasak si kembar untuk dijadikan makan malam karena ratu ingin memberi
raja makan anak2nya sendiri.
Koki, tentu saja, tidak bisa membunuh si kembar, karena itu ia
menyembunyikan si kembar dan mengganti menu makan malam dengan daging domba
tanpa sepengetahuan ratu. Tiap kali raja memuji-muji betapa enaknya makanan
hari itu, ratu berkata, “Makanlah, makanlah, kau memakan dirimu sendiri.”
Selanjutnya ratu mengundang Talia ke kerajaan dan hendak membakarnya
hidup-hidup, namun raja mengetahui rencana jahatnya. Sang ratu termakan
rencananya sendiri—raja memerintahkan agar ratu yang dibakar. Koki yang baik
hati diberikan hadiah, dan raja akhirnya menikahi Talia lalu hidup bahagia
selama-lamanya.
_____________________________________________
ARE YOU KIDDING ME?! (」゜ロ゜)」
Gue bener2 ga ngerti jalan pikiran pendongeng ini. But again, pada
jaman dulu tindakan raja yang demikian mungkin memang dibenarkan; apalagi
feminism dulu ngga tren kaya sekarang. Tetep aja sih, bukan berarti itu
manusiawi.
Untungnya Disney menghilangkan aspek-aspek ga pantes tersebut dan
menjadikan film Sleeping Beauty layak ditonton bahkan sama anak-anak. Apalagi
Pangeran Philip ceritanya udah jatuh hati sama Aurora saat mereka bertemu di
hutan, jadi ga aneh (malahan so romantic kalo menurut gue) ketika pangeran
mencium Aurora yang lagi mati suri; bukannya something sick kaya jatuh
cinta sama putri yang “mati” karena kecantikannya trus kemudian dicium. Sounds
familiar? It’s necrophiliac, even if it’s just a little bit. Uh.
Well, sekian fakta-fakta yang bisa saya bagikan. Despite all
that I’ve said, gue berpendapat cerita Sleeping Beauty ini cukup
menarik dan gue pikir moralnya adalah cinta sejati itu pasti datang,
walaupun mungkin ga sefantastis dalam wujud pangeran gitu ya. Lol. Jadi buat
para jombloers, jangan pernah ilang harapan~!
Salam keju~~
Kalo Aurora real. Cantik ya. |
No comments:
Post a Comment