Gutten morgen semuanya!
Kalian pasti tau kan siapa aja Disney Princess? Pada kesempatan kali ini, gue mau share fakta-fakta menarik tentang salah satu Disney Princess; yaitu Snow White atau yang sering disebut sebagai Putri Salju.
Menurut versi Disney, Snow White atau Putri Salju adalah seorang putri cantik dengan kulit seputih salju, bibir semerah darah, dan rambut sehitam malam. Ketika ibu kandung Putri Salju meninggal, sang Raja menikahi seorang wanita yang menjadi ibu tiri Putri Salju. Sang Ratu baru ini rupanya iri akan kecantikan Putri Salju dan berniat membunuhnya dengan apel beracun. Singkat cerita, usahanya gagal—Putri Salju malah bertemu dengan pangeran tampan dan mereka hidup bahagia bersama, sementara sang Ratu meninggal, jatuh dari tebing saat dikejar ketujuh kurcaci.
Begitu kan yang kita tau? Nah, berikut ini fakta-fakta asli tentang Putri Salju / Snow White yang mungkin belum kalian tau:
1. Putri Salju / Snow White merupakan Disney Princess pertama.
Bisa dibilang dalam
banyak hal; yang pertama bisa berkomunikasi dengan hewan (yang kedua adalah Cinderella
dan yang ketiga adalah Aurora), yang ‘mati’ trus bangkit lagi dengan ciuman
pangeran (kedua adalah Aurora), yang yatim piatu (kedua adalah Cinderella),
yang terlihat berdoa (kedua adalah Esmeralda), yang tidak memiliki sekuel untuk
filmnya (kedua adalah Tiana), dan yang lari dari pangeran tanpa memberitahukan
namanya (Cinderella, Aurora, dan Ariel juga melakukan hal yang sama). Hmm…
2. Cerita Snow White berasal dari dongeng yang dibuat oleh Grimm
Bersaudara dan diterbitkan pada tahun 1812.
Dalam bahasa Jerman, cerita ini berjudul Sneewittchen atau Schneewittchen.
Dalam bahasa Jerman, cerita ini berjudul Sneewittchen atau Schneewittchen.
Snow White di cerita original, saat kabur di hutan. |
3. Di cerita originalnya, sang Ratu tidak hanya sekali ‘membunuh’ Snow White.
Pada percobaan
pertama, sang Ratu menyamar menjadi penjual tua yang menawarkan bodice (semacam
korset) berenda indah dan ketika Snow White memilih salah satu yang paling
indah, sang Ratu mengikatkannya pada Snow White dengan begitu kencang sampai
Snow White pingsan. Mengira usahanya telah berhasil membunuh Snow White, sang
Ratu kembali ke istana dan bertanya pada Cermin Ajaib-nya, namun ternyata Cermin
Ajaib berkata Snow White masih hidup. Ratu tidak mengetahui bahwa setelah ia
pergi, tujuh kurcaci kembali ke rumah dan melonggarkan ikatan bodice
Snow White sehingga Snow White tersadar kembali.
4. Percobaan pembunuhan kedua.
Sang Ratu menyamar menjadi penjual sisir, dan memberikan sisir terindah pada Snow White. Sang Ratu menyisir rambut Snow White dengan sisir beracunnya, dan Snow White pingsan lagi. Again, mengira usahanya berhasil, sang Ratu kembali ke istana namun Cermin Ajaib berkata bahwa Snow White sebenarnya masih hidup (ketujuh kurcaci mencabut sisir beracun tersebut dari Snow White dan gadis itu tersadar—gue juga ga ngerti, bisa ya kaya gitu).
5. Percobaan pembunuhan ketiga.
Usaha terakhir sang Ratu; ia beralih ke sihir hitam dan membuat apel beracun, lalu ia menyamar menjadi seorang isteri petani dan menawarkan apel beracun tersebut pada Snow White. Untuk meyakinkan Snow White bahwa apel tersebut totally safe, ia memotong bagian putih (bagian normal) dari apel tersebut dan memakannya. Kemudian ia menawarkan bagian merah (bagian beracun) pada Snow White, yang lalu dengan senang hati memakannya dan you guys know what happens next…
6. Which brought us to point number six!
Para kurcaci yang ketika pulang menemukan Snow White sudah ‘mati’ segera menempatkan Snow White di sebuah peti mati dari kaca. Tak lama setelah itu, seorang pangeran lewat dan saat melihat Snow White yang terbaring di peti mati kaca (yep, gue perlu menekankan kata peti mati), sang pangeran langsung jatuh cinta dan singkat cerita segera menyuruh antek-anteknya membawa Snow White. Namun mereka tersandung saat sedang membawa peti mati tersebut.
Kejadian itu rupanya membuat Snow White memuntahkan potongan apel yang tersangkut di tenggorokannya, membuatnya ‘hidup kembali’. Sang pangeran segera mendeklarasikan cintanya pada Snow White dan ga pake lama, mereka segera merencanakan pesta pernikahan.
7. Red wedding (?)
Sang Ratu, yang tidak menyadari bahwa usahanya masih gagal, menerima undangan pesta pernikahan dari negeri tetangga. Ia agak2 curiga mengenai identitas calon ratu muda tersebut, tapi toh ia datang ke pesta. Bayangkan betapa kagetnya sang Ratu ketika mengetahui bahwa Snow White-lah yang menjadi mempelai wanita.
Dan sebagai hukuman atas perbuatan jahatnya, sang Ratu diharuskan memakai sepasang sepatu besi menyala merah membara, yang mana membuat ia menari-nari sampai mati. Yep. Literally.
Cerita yang menyenangkan?
*hoek*
Sejujurnya gue agak mual. Gimana ngga; pertama, sang pangeran jatuh cinta saat melihat Snow White terbaring di peti mati—meaning sang pangeran kemungkinan besar mengidap necrophilia (kelainan jiwa yang berupa kecintaan terhadap mayat). Ya kalo seandainya sang pangeran cuma nge-fans ama Snow White yang masih cantik bahkan setelah ‘mati’ sih masih wajar. Tapi ini sampe si pangeran maksa ketujuh kurcaci untuk memberikan Snow White padanya, dan dia bawa Snow White pulang. For what purpose? Gue ga mau tau, gue toh bukan necrophilia.
Kedua, sejahat-jahatnya ibu tiri yang berusaha membunuh anaknya, sebagai anak yang (konon) baik hati, seharusnya Snow White cukup memenjarakan sang Ratu saja, atau mungkin mengasingkan sang Ratu sebagai hukuman. Tapi ini ngga. Instead of forgave her step-mother, Snow White membunuh ibu tirinya sendiri dengan cara yang kejam.
Kalo mau fair, mungkin saat membuat dongeng ini Grimms Bersaudara hidup di saat hukuman mati atas segala tindakan kriminal dilegalkan, sehingga mereka membuat cerita dengan ending kaya begini. Tapi yang jelas, dongeng ini tidak seharusnya dibuat untuk anak-anak. Walt Disney telah sukses mengubah dongeng ini menjadi lebih bisa diterima di khalayak ramai—meski tetep aja sih… pangeran mencium Putri Salju yang sudah ‘mati’? Still necrophiliac. Not suitable for moral consumption for ANY ages.
Oya, sebagai bonus fakta, Snow White ini bukan cuma dongeng belaka. Ada kejadian nyata yang dipercaya menjadi inspirasi dibuatnya dongeng ini; Margaretha von Waldeck, seorang countess Jerman, putri Count Philip IV yang lahir tahun 1533. Pada umur 16, Margaretha dipaksa oleh ibu tirinya, Katharina dari Hatzfeld, untuk pindah ke Wildungen / Brusels. Di sana Margaretha jatuh cinta pada seorang pangeran yang kelak menjadi Raja Philip II dari Spanyol dan mereka berdua berniat untuk menikah. Tapi hubungan tersebut dilarang oleh ayah si Pangeran Philip (yang bilang hubungan itu ga ada keuntungan politiknya) dan Katharina (yang emang benci ama Margaretha). Margaretha meninggal secara misterius di umurnya yang ke-21—gosipnya karena diracun oleh pembunuh bayarannya Raja Spanyol pada saat itu.
Ayah Margaretha juga memiliki pertambangan tembaga, yang mana pada saat itu para penambangnya merupakan anak-anak. Saking parahnya kondisi saat itu, banyak anak-anak penambang yang mati, sementara anak-anak yang berhasil bertahan hidup pertumbuhannya menjadi terhambat sehingga mereka disebut "kurcaci".
Oke, sekian fakta-fakta tentang Snow White dari eike! Untuk fakta-fakta selanjutnya tentang Disney Princess lainnya, ditunggu ya! Gue kudu gawe dulu. LOL.
Salam keju~!
4. Percobaan pembunuhan kedua.
Sang Ratu menyamar menjadi penjual sisir, dan memberikan sisir terindah pada Snow White. Sang Ratu menyisir rambut Snow White dengan sisir beracunnya, dan Snow White pingsan lagi. Again, mengira usahanya berhasil, sang Ratu kembali ke istana namun Cermin Ajaib berkata bahwa Snow White sebenarnya masih hidup (ketujuh kurcaci mencabut sisir beracun tersebut dari Snow White dan gadis itu tersadar—gue juga ga ngerti, bisa ya kaya gitu).
5. Percobaan pembunuhan ketiga.
Usaha terakhir sang Ratu; ia beralih ke sihir hitam dan membuat apel beracun, lalu ia menyamar menjadi seorang isteri petani dan menawarkan apel beracun tersebut pada Snow White. Untuk meyakinkan Snow White bahwa apel tersebut totally safe, ia memotong bagian putih (bagian normal) dari apel tersebut dan memakannya. Kemudian ia menawarkan bagian merah (bagian beracun) pada Snow White, yang lalu dengan senang hati memakannya dan you guys know what happens next…
6. Which brought us to point number six!
Para kurcaci yang ketika pulang menemukan Snow White sudah ‘mati’ segera menempatkan Snow White di sebuah peti mati dari kaca. Tak lama setelah itu, seorang pangeran lewat dan saat melihat Snow White yang terbaring di peti mati kaca (yep, gue perlu menekankan kata peti mati), sang pangeran langsung jatuh cinta dan singkat cerita segera menyuruh antek-anteknya membawa Snow White. Namun mereka tersandung saat sedang membawa peti mati tersebut.
Kejadian itu rupanya membuat Snow White memuntahkan potongan apel yang tersangkut di tenggorokannya, membuatnya ‘hidup kembali’. Sang pangeran segera mendeklarasikan cintanya pada Snow White dan ga pake lama, mereka segera merencanakan pesta pernikahan.
7. Red wedding (?)
Sang Ratu, yang tidak menyadari bahwa usahanya masih gagal, menerima undangan pesta pernikahan dari negeri tetangga. Ia agak2 curiga mengenai identitas calon ratu muda tersebut, tapi toh ia datang ke pesta. Bayangkan betapa kagetnya sang Ratu ketika mengetahui bahwa Snow White-lah yang menjadi mempelai wanita.
Dan sebagai hukuman atas perbuatan jahatnya, sang Ratu diharuskan memakai sepasang sepatu besi menyala merah membara, yang mana membuat ia menari-nari sampai mati. Yep. Literally.
_________________________________________________________________
Cerita yang menyenangkan?
*hoek*
Sejujurnya gue agak mual. Gimana ngga; pertama, sang pangeran jatuh cinta saat melihat Snow White terbaring di peti mati—meaning sang pangeran kemungkinan besar mengidap necrophilia (kelainan jiwa yang berupa kecintaan terhadap mayat). Ya kalo seandainya sang pangeran cuma nge-fans ama Snow White yang masih cantik bahkan setelah ‘mati’ sih masih wajar. Tapi ini sampe si pangeran maksa ketujuh kurcaci untuk memberikan Snow White padanya, dan dia bawa Snow White pulang. For what purpose? Gue ga mau tau, gue toh bukan necrophilia.
Kedua, sejahat-jahatnya ibu tiri yang berusaha membunuh anaknya, sebagai anak yang (konon) baik hati, seharusnya Snow White cukup memenjarakan sang Ratu saja, atau mungkin mengasingkan sang Ratu sebagai hukuman. Tapi ini ngga. Instead of forgave her step-mother, Snow White membunuh ibu tirinya sendiri dengan cara yang kejam.
Kalo mau fair, mungkin saat membuat dongeng ini Grimms Bersaudara hidup di saat hukuman mati atas segala tindakan kriminal dilegalkan, sehingga mereka membuat cerita dengan ending kaya begini. Tapi yang jelas, dongeng ini tidak seharusnya dibuat untuk anak-anak. Walt Disney telah sukses mengubah dongeng ini menjadi lebih bisa diterima di khalayak ramai—meski tetep aja sih… pangeran mencium Putri Salju yang sudah ‘mati’? Still necrophiliac. Not suitable for moral consumption for ANY ages.
Oya, sebagai bonus fakta, Snow White ini bukan cuma dongeng belaka. Ada kejadian nyata yang dipercaya menjadi inspirasi dibuatnya dongeng ini; Margaretha von Waldeck, seorang countess Jerman, putri Count Philip IV yang lahir tahun 1533. Pada umur 16, Margaretha dipaksa oleh ibu tirinya, Katharina dari Hatzfeld, untuk pindah ke Wildungen / Brusels. Di sana Margaretha jatuh cinta pada seorang pangeran yang kelak menjadi Raja Philip II dari Spanyol dan mereka berdua berniat untuk menikah. Tapi hubungan tersebut dilarang oleh ayah si Pangeran Philip (yang bilang hubungan itu ga ada keuntungan politiknya) dan Katharina (yang emang benci ama Margaretha). Margaretha meninggal secara misterius di umurnya yang ke-21—gosipnya karena diracun oleh pembunuh bayarannya Raja Spanyol pada saat itu.
Ayah Margaretha juga memiliki pertambangan tembaga, yang mana pada saat itu para penambangnya merupakan anak-anak. Saking parahnya kondisi saat itu, banyak anak-anak penambang yang mati, sementara anak-anak yang berhasil bertahan hidup pertumbuhannya menjadi terhambat sehingga mereka disebut "kurcaci".
Oke, sekian fakta-fakta tentang Snow White dari eike! Untuk fakta-fakta selanjutnya tentang Disney Princess lainnya, ditunggu ya! Gue kudu gawe dulu. LOL.
Salam keju~!
Uh, bling-bling |
No comments:
Post a Comment