Thursday, October 15, 2015

Did You Know?--Ancient World That's Not So Beautiful


Terkadang gue suka berpikir gimana rasanya kalo mesin waktu itu bener-bener ada. Sebagian orang mungkin akan menggunakan mesin waktu buat ngubah masa lalu, biar masa depan jadi lebih baik, dan blablabla.

Kalo gue, gue pengen balik ke masa lalu demi keingintahuan pribadi. Gue sangat penasaran dengan fashion abad pertengahan, gue pengen liat Shinsengumi asli, gue pengen merhatiin cara orang Mesir bikin piramid, dan sebagainya.

Tapi ternyata, dibalik semua keindahan dunia jaman kuno,  ada hal-hal yang.. well… ga seindah cerita yang biasa kita denger. Gue sendiri pun kaget. 

Apa saja hal2 ‘tidak indah’ tersebut? 


Mau tau?

Mau tau aja atau mau tau banget?

Atau mau di-PHP-in aja?

Uuuuu baper!

*mohon dimaafkan, karena saat menulis ini penulis sedang stress*

*ngga, bukan karena dibaperin kok*

*BUKAN KARNA DIBAPERIN YA!*

*PLAK!!* (ditampar Rangers laen)


Yuk langsung kita simak aja hal2 mengejutkan yang terjadi di masa lalu!


1. Pompeii bisa dibilang ‘Kota Sampah Kuno’


Buat yang ga tau, Pompeii adalah kota Romawi jaman dahulu kala yang tenggelam oleh abu vulkanik akibat letusan dasyat Gunung Vesuvius taun 75. Akibat peristiwa itu, hampir seluruh penduduknya mati terkubur, dan kota Pompeii sendiri bisa dibilang terawetkan 70%nya. Karena kota yang sangat terawetkan itulah para arkeolog menemukan banyak sekali fakta tentang kehidupan orang Romawi jaman kuno. Salah satunya (terutama di Pompeii); mereka ga punya TPA.

Pompeii, yang pada masa kejayaannya merupakan sebuah kota elit berisi orang2 kaya, ternyata ga punya program pengumpulan sampah, sehingga orang2 bisa buang sampah dimanapun dan kapanpun sesuka hati. Jalan besar, gang2 sempit, bahkan pekuburan dipenuhi dengan pecahan perabot, sisa2 bangunan, makanan sisa, sampai bangkai kuda.

Ga cuma di jalanan aja ternyata. Banyak bukti yang mengemukakan bahwa orang Pompeii jaman dulu memperlakukan rumah mereka sebagai tempat sampah raksasa; dengan fosil dari sisa2 makanan yang sudah membusuk tersebar bahkan ditumpuk di sebelah sumber air minum.

Menurut Allison Emmerson, arkeolog dari Universitas Cincinnati, buat orang Pompeii, sampah itu semata2 cuma bukti dari kehidupan. Bahkan kuburan nenek moyang aja mereka pake buat tempat sampah.

Ga kebayang deh Kota Pompeii baunya kaya apa di musim panas.


2. Orang Viking merupakan sarang parasit.


Udah menjadi pengetahuan umum bahwa bangsa Viking hidup penuh petualangan; berlayar di laut utara yang keras untuk ekspedisi atau menaklukan daerah. Ga ada seorang pun yang ga percaya bahwa kehidupan bangsa Viking itu keras dan susah. Tapi taukah kita satu fakta yang paling penting; bahwa isi perut bangsa Viking dipenuhi dengan parasit?

Berkat budaya yang mengharuskan mereka hidup berdampingan langsung dengan hewan ternak, sebagian besar orang Viking terekspos bakteri & kotoran sejak mereka kecil. Ketika mereka dewasa, dalam tubuh mereka sudah berkembang berbagai macam makhluk mikro yang cuma bisa dibayangkan dalam mimpi buruk. Peneliti yang meneliti kotoran bangsa Viking (eek-nya, kalo mau terus terang—so much dedication… *standing applause for the researchers*)  menemukan banyak telur; indikasi dari perut yang penuh dengan cacing gelang dan infeksi liver.

Lebih parah lagi, peneliti menemukan bukti2 bahwa para Vikings terinfeksi cacing cambuk—ditemukan di eek Viking (fosil taun 1018). Cacing cambuk membuat kehidupan orang Viking amat sangat merana. Di samping menderita diare dan kentut berbau mampus, orang yang terinfeksi cacing cambuk akan mengalami BAB yang menyakitkan, pertumbuhan yang terlambat, dan perkembangan kognitif yang tidak sempurna. Men.


 3. London abad pertengahan baunya ujubilè.


Secara terus terangnya, London di abad pertengahan bau banget sampe ke surga. Jalanannya dipenuhi dengan kotoran (eek), dan orang2 secara rutin membuang makanan busuk bahkan bangkai binatang di luaran. Di beberapa tempat, jalanan sampai tidak bisa dilewati karena penuh dengan tumpukan kotoran.

Jangan nanya gimana sungainya. Tukang2 daging melemparkan daging2 busuk ke Sungai Thames secara bebas, dan darah dibiarkan mengering di bawah matahari. Pada abad ke 14, bau kota London begitu hebat sampa Raja Edward melarang pemotongan binatang di dalam kota. Sebagai tambahan, tempat pembuatan pakaian kulit merebus kulit bahan secara terus menerus, menghasilkan bau yang menyesakkan seluruh kota.


4.  Eropa masa Renaissance diwabahi penyakit sipilis.


Begitu nyebut masa Renaissance, sebagian besar yang terbayang oleh kita adalah orang2 berpakaian serba frilly dan ngembang, jalan2 dengan anggun di kota, memecahkan berbagai misteri, dan membuat penemuan2 scientific hebat. Satu hal yang tidak kita tahu; pengemis2 pengidap sipilis mengerang kesakitan di jalanan dengan kondisi yang mengerikan. Michelangelo atau Da Vinci mungkin udah biasa ngeliat itu begitu mereka keluar rumah.

Taun 1495, sekelompok tentara Prancis kembali dari Dunia Baru dengan membawa wabah yang tidak mereka ketahui. Di masa itu, wabah sipilis ditakuti seperti AIDS masa kini, karena ciri2nya serem bingitz. Bintil2 bernanah yang pecah di sekujur wajah, rambut rontok, dan—yang paling parah—daging orang yang terjangkiti bisa habis digerogoti sampai ke tulang. Dan berhubung pada jaman itu tidak ada rumah sakit atau penampungan, orang2 pengidap sipilis dibiarkan menderita di tempat terbuka.

Hasilnya, peradaban masa Renaissance dipenuhi kepanikan akibat wabah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Bahkan bisa dibilang peradaban di seluruh Eropa pada masa itu terbagi menjadi tiga; peradaban yang ketakutan, terinfeksi, atau keduanya.  


5. Wine Yunani Kuno sebenarnya menjijikan.


Orang2 Yunani Kuno banyak menggambarkan wine dalam berbagai puisi dan karya seni mereka, bahkan mereka punya dewa anggur sendiri. Jadi wajar kan kalo kita berpikir bahwa wine mereka itu sangat enak, iya kan?

Ternyata, sebaliknya. Wine kuno itu menjijikkan.

Masalah utamanya adalah karena belum ada seorang pun yang menemukan cara untuk mengawetkan wine dalam jangka panjang, dan pembuat wine jaman kuno melakukan semua trik aneh yang bisa mereka pikirkan. Jadi kasarnya wajar kalo lu nemu minyak atau debu marmer di dalem wine lu. Rasa favorit adalah rasa garam dan timah. Beberapa pembuat wine lain menyerah melawan kemampuan alam untuk membasikan wine, sehingga mereka meninggalkan wine di udara terbuka agar teroksidasi sampai substansi wine tersebut penuh dengan bakteria. Hasilnya, wine pada jaman kuno bisa berupa cairan-kentel-kaya-aspal atau segelas cuka-berkutu. Iiihh…

Yang terburuk? Tentu waktu lu minum itu ‘wine’. Orang Yunani Kuno sampai harus mencampur wine mereka dengan air laut supaya rasanya bisa lebih mendingan.


6. Kebersihan pribadi di abad 18 parah banget.


Bayangin lu tinggal di suatu masyarakat yang kebiasaannya suka kentut di tempat umum, nyingsring (ngeluarin ingus/korong/upil) langsung ke tangan, buang ludah di dalem ruangan, dan BAB di depan tamu. Kedengarannya kaya mimpi buruk? Tapi itu loh yang beneran terjadi di Inggris abad 18an~

Buat kebanyakan orang pada masa itu, kebersihan bukan sesuatu yang mereka kenal. Rata-rata orang di jalanan punya nafas yang bisa bikin orang laen pingsan, dan etika sosial ga pernah mereka denger. Ga jarang orang makan pake tangan langsung (menurut bule masa kini, makan pake tangan itu ga sopan), terus ngelap tangan kotor ke baju (lagi2 bagi bule, ini ga sopan), lalu kentut sekeras2nya setelah buang dahak ke lantai.

Gimana kalau kita liat kelas bangsawan aja? Ternyata, mereka juga ga jauh beda. Waktu lagi ngobrol sesudah makan malem, biasanya tuan rumah ngambil tempolong (semacem penampungan buat BAB karena dulu ga ada toilet) dan yah… eek di depan para tamu.

Meskipun kalian bertekad menjauhi peradaban manusia pada saat itu, kalian tetap akan menemukan ‘produk’ manusia. Eek sudah sangat lazim ada dimana-mana sampai semua makanan, air, atau susu yang lu dapetin bisa aja udah terkontaminasi, sesedikit apapun itu. Yuck.


7. Pes merajalela di Mesopotamia Kuno.


Sebagaimana Pompeii dan London abad pertengahan, usaha orang2 Mesopotamia kuno dalam menangani sampah dan sanitasi kota bisa dibilang… parah. Sebagai akibatnya, penyebaran hama dan pes begitu luasnya terjadi pada masa itu. Lho, kenapa?

Selidik punya selidik, rupanya bangsa Mesopotamia kuno menggunakan hewan2 liar untuk menangani sampah mereka. Semua kota di sepenjuru Mesopotamia membiarkan hewan liar semacem dogi dan babi berkeliaran bebas di jalanan. Dan itu ga cuma di distrik kumuh aja. Arkeolog menemukan bahkan hewan2 ini bahkan dibiarkan berkeliaran dalam istana raja!

Lebih parahnya lagi, penyebaran sampah yang dibiarkan ini berarti juga bahwa setiap senti kota bangsa Mesopotamia dilewati dengan tikus got gendut, kutu, dan hama2 lainnya. Hasilnya, infeksi akibat pes dan kematian yang mengenaskan menjadi kekhawatiran umum, apalagi didukung dengan keberadaan parasit dalam makanan mereka (trichinellosis).


8. Orang2 Georgia mengisi mulut mereka dengan gigi orang mati.


Taun 1815, dua pasukan paling hebat sedunia bertemu dalam pertempuran mematikan yang dinamakan Pertempuran Waterloo, yang memakan korban kurang lebih 50.000 orang. Selain menghentikan upaya Napoleon dan membentuk sejarah Eropa, pertempuran ini menghasilkan efek menjijikan dalam satu cabang ilmu pengobatan: yaitu kedokteran gigi.

Sebelum terjadinya Pertempuran Waterloo, gigi yang membusuk merupakan salah satu penyakit paling ditakuti oleh masyarakan Inggris. Karena jaman dulu ga ada tambal gigi atau check-up teratur, gigi yang jelek sudah menghancurkan hidup banyak orang. Tapi ketika pertempuran telah usai, seisi Eropa mendadak menyadari bahwa di tangan mereka kini ada ribuan mayat pemuda—masing2 penuh dengan gigi yang sehat.

Yang terjadi selanjutnya mungkin menjadi ledakan produksi paling menjijikan dalam sejarah. Disusun langsung dari rahang orang mati, gigi palsu mendadak tersebar luar di pasaran. Orang2 Georgia senang bukan kepalang. Dalam beberapa dekade selanjutnya, orang rela memakai gigi para korban pertempuran sebagai ganti gigi mereka sendiri. Sampai akhirnya Claudius Ash mulai memproduksi gigi porselen taun 1830an, gigi palsu dari mayat ini pun tidak lagi digunakan.


9.  Tisu (toilet paper) pernah menyeramkan bingitz.

2 splintesr

Kita di masa kini udah sering banget ngerasain lembut dan halusnya tisu. Tapi tau ngga, belom seabad lalu, orang bisa takut ngegunain toilet, semata-mata karena mereka takut pas “ngelap”nya—karena orang barat biasanya ga pernah cebok, mereka cuma pake tisu buat ngebersihin xxx dan yyy mereka sesudah BAB/pipis. Salah satu cara umum buat “ngelap” saat itu adalah dengan menggunakan kertas koran atau katalog. Ga bisa nyalahin mereka juga kenapa mereka ga beli tisu aja sekalian. Soalnya sampe taun 1930an, semua kertas tisu yang diproduksi penuh dengan serpihan kayu.

Baru pada taun 1935, Northern Tissue (sekarang Quilted Northern) berhasil memproduksi tisu bebas serpihan. Jadi baru 80an taun belakangan kita baru bisa pake tisu yang aman. Wow.


10.  Toilet jaman Romawi kuno itu mengerikan.


Seperti yang kalian di gambar di atas, Roma kuno membuat toilet publik secara harafiah; alias lu pipis dan BAB di sebuah ruangan publik yang isinya khusus toilet semua. Toilet publik tersebut bisa menampung paling ngga 50 orang, yang bakal duduk membentuk lingkaran dan melakukan ‘urusan’ mereka di depan orang lain tanpa ada pembatas/halangan. Dan ketika selesai, mereka ngebersihin (alias mengelap) xxx dan yyy mereka dengan spons pengelap-pantat-rame2 yang pastinya penuh kuman dan sarang penyakit. Cara pake toiletnya? Ada videonya, bisa diliat disini.

In case of gambar pertama kurang jelas, kira2 begini penggunaan toiletnya.
Rame2 :)

Apa itu udah kedengeran kaya toilet terburuk? Ternyata masih ada yang lebih parah lagi. Meskipun pada masa itu selokan atau saluran air bawah tanah bangsa Romawi sudah termasuk maju, itu masih belum layak untuk standar kita. Toilet mereka ga punya pipa-U, sehingga lubang toiletnya secara langsung terbuka menuju selokan bawah tanah, yang mana serangga dan ‘makhluk- suka-menggigit’ sering muncul.

Belum lagi gas metana (dari kentut2) yang tertampung membuat kemungkinan toilet meledak—secara harafiah—cukup besar. Makanya orang Romawi pada masa itu sampai harus menulisi dinding toilet mereka dengan mantra perlindungan, bahkan menggambar Dewi Fortuna sebagai tanda good-luck. Well, kalo toilet lu bisa ngebuat pantat lu penuh gigitan serangga atau bikin kebakaran, pastinya lu butuh semua keberuntungan yang lu punya.

__________________________________________________________

Sejujurnya, saking senengnya gue sama sejarah, gue sampe pernah berdoa beberapa kali sama Tuhan. Gini doa gue:
“Tuhan, kalau boleh, tolong kasih liat saia kehidupan jaman kuno dulu, lewat mimpi aja.”

Tapi ga pernah Tuhan kasih. Setelah membaca artikel ini, akhirnya gue tau. Mungkin salah satu alesan Tuhan ga pernah mengabulkan doa gue adalah karena  hal2 ini.

Satu hal sih yang bisa gue tarik jadi kesimpulan. All beautiful things that were left behind from the past hide horrible things as well. Semua keindahan yang ditinggalkan dari masa lalu (cerita, bangunan, artefak, dll) menyembunyikan hal2 mengerikan; salah satunya hal2 di atas, atau, yang paling parah, pembantaian/perang/kematian massal.

Gila, gue kayanya udah cocok menyandang title Fan ‘the Wise’. Muwahahahahaha!

Semoga kalian menikmati post-an kali ini! Salam keju!!




Sumber: 

No comments:

Post a Comment