Thursday, March 27, 2014

When Life Gets Dark

"If anyone wishes to come after Lord, he must take his burden daily, and follow Him" (Luk 9:23, adopted).

Hidup berat? Memang. Ga ada yang pernah bilang kalau hidup ini gampang.

Termasuk gue, terdampar di pulau orang tanpa keluarga dan tempat hiburan *error.

But seriously, kerjaan disini mejadi sebuah rutinitas mengikat buat gue, dan kalau diliat dari luar, setiap hari kesannya berjalan gitu-gitu aja.

At times mungkin gue ngerasa burdensome dengan semua kerjaan dan tanggung jawab disini, dan ga jarang tekanan-tekanan hidup begitu berat *sigh.

Tapi bukankah semua orang mengalaminya?


Ada saat-saat dimana kita ngerasa terbeban banget buat hidup. Bebannya sih bisa macem2 yah, kerjaan sekolah, kerjaan kuliah, kerja beneran, family issue, relationship issue, dan masih banyak lagi.

Dan kita menghela napas dalam-dalam, siap melontarkan sebuah kata penuh emosi: "KENAPAAA?"

Kenapa harus gue, harus keluarga gue, yang harus alamin ini? Masih ada milyaran orang di luar sana dan kenapa gue yang harus susah banget kaya gini?

Settle down, sit back, relax. Bukankah setiap orang memiliki bebannya masing-masing?

Jangan menanyakan alasan di balik gelapnya hidup dengan begitu demanding sama Tuhan. Dia udah bilang sendiri, yang mau ikut sama Dia memang ada bebannya. Daily. Means, setiap hari.

Well, that doesn't sound that nice.

Ikut sama Tuhan, itu mengandung beberapa pengertian. Bayangin kita lagi di negri entah berantah, hanya dengan satu temen kita yang kenal sama area itu. Biar ga nyasar, kita harus:

1. Percaya sama dia biar kita bisa sampai ke tempat tujuan kita.
2. Nurut sama dia, dia bilang ke kanan ya ngikut, kiri ya ngikut.
3. Keep your eyes on him. Otherwise, you will get lost.
4. Go at their pace. Jangan pengen ngeduluin, dan jangan juga sampai ketinggalan.

Sama halnya waktu kita ikut Tuhan. Ga gampang memang buat tunduk di bawah suatu otoritas di saat kita juga punya keinginan sendiri dan kebebasan memilih. Tapi pilihlah buat tunduk. Ga seperti manusia yang mungkin bisa ngecewain, our God is not like that. Dia udah siapin masa depan yang penuh harapan, buat kita yang mengasihi Dia.

Ada satu lagu bagus yang mau gue share disini, judulnya "Blessings", by Lara Story. Lagu ini terus-terusan gue puter di playlist waktu gue lagi ngalamin mental breakdown. Ada sisi lain loh di balik semua "penderitaan" yang kita alami. Here goes,

We pray for blessings, we pray for peace
Comfort for family, protection while we sleep
We pray for healing, for prosperity
We pray for mighty hands to ease our suffering

And all the while, You hear each spoken needs
Your love is way too much to give us lesser things

What if Your blessings come through raindrops, what if Your healing comes through tears
What if a thousand sleepless nights are what it takes to know You're near
What if trials of this life are Your mercy in disguise

We pray for wisdom, Your voice to hear
We cry out in anger when we cannot feel You near
We doubt Your goodness, we doubt Your love
As if every promise from Your word is not enough

And all the while You hear is desperate plea
And long that we'd have faith to believe

What if my greatest disappointments and the aching of this life
Is the revealing of the greatest thirst this world can't satisfy
What if the trials of this life, the rain the storms the hardest nights
Are your mercies in disguise

Laura Story - Blessings

Hope this helps :)

No comments:

Post a Comment